Pengalaman Dua Kali Selamat dari Kecelakaan Bus

Mendengar berita kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, mengingatkan saya dengan dua kecelakaan bus yang pernah saya alami.

Kecelakaan pertama terjadi tahun 2012 di daerah Piong, Kecamatan Kore Kabupaten Bima sewaktu saya bertugas sebagai Pengajar Muda. Saat itu saya akan pulang ke desa penempatan SP3 Oi Marai, Kecamatan Tambora.
Biasanya saya pulang bersama teman-teman sekecamatan melalui jalur Selatan (Kadindi, Dompu).

Namun, hari itu saya memilih pulang sendiri melalui jalur Utara (Kore), dengan pertimbangan saya tak usah naik ojeg lagi, karena bus/truk dari Kore melewati jalan di depan rumah orang tua angkat saya. Selain itu, saya terlalu lelah untuk bersiap pagi hari mengejar bus Kadindi. Kalau bus yang ke Kore dari Kota Bima bisa dijumpai walaupun agak siang berangkat ke Terminal Dara. 

Singkat cerita di terminal Dara saya naik bus yang ke Kore, lalu di Kore saya ganti bus menuju Oi Marai. Bus yang saya tumpangi penuh dengan muatan orang dan barang, bahkan ada beruas-ruas bambu yang dimasukan ke dalam bus. 
Nahasnya, ternyata bus yang saya tumpangi rem-nya blong sehingga saat mendaki tanjakan Piong, busnya mundur oleng kanan kiri berkali-kali sebelum kemudian terguling.

Saat itu saya tertidur karena semalaman kurang istirahat, baru sadar kecelakaan ketika orang-orang bersalawat saat busnya oleng ke kanan dan ke kiri. 

Untungnya, busnya terguling ke arah kanan kalau ke kiri mungkin saya tidak bisa menceritakan hal ini karena di sisi kiri adalah tebing yang curam. 

Saya bersyukur, Allah begitu menyayangi saya, kursi tempat saya duduk berada di posisi atas bus saat terguling. Kalau di bawah mungkin saya akan mengalami banyak luka. Alhamdulillah saat itu, tidak ada luka yang saya alami selain sakit badan. 

Setelah tersadar bahwa bus terguling, para penumpang segera menyelamatkan diri dengan memecahkan kaca depan bus. Kepanikan melanda semua orang. Syukurlah saat itu kami berada di daerah yang masih bersinyal sehingga bisa menghubungi puskesmas dan pihak berwenang sehingga tak berapa lama bantuan segera datang. Saya pun segera dievakuasi ke rumah kepala UPT Dikpora Tambora yang rumahnya berada di daerah Kore. Bersyukur dengan segala pertolongan dan kebaikan orang saat itu.

Setelah mengalami kejadian tersebut, hampir tiga bulan saya mengalami trauma naik bus. Namun apa daya, mau gak mau harus menggunakan bus setiap akan ke kota Bima, walaupun sepanjang jalan selalu berpegangan dan merasa busnya akan oleng ke kanan kiri.

Kecelakaan kedua saya alami setahun yang lalu di lokasi yang nyaris sama dengan kecelakaan beruntun di Cipularang kemarin, kejadiannya saat akan balik dari Tasik ke Tangsel setelah libur Lebaran.

Saya dan suami sengaja memilih perjalanan malam, agar kami tidak terlalu kerepotan mengondisikan Adskhan. Kami memilih armada bus ******asa yang poolnya berada di daerah Tangsel, cukup dekat dari tempat tinggal kami.

Saat bus melaju saya merasakan busnya agak kurang nyaman, seolah-olah melaju tak terkendali. Mungkin perasaan saya saja akibat terlalu ngantuk, batin saya.

Sepanjang perjalanan Adskhan pun tertidur lelap dengan posisi kepala pangkuan saya dan kaki ke ayah Adskhan  (sengaja memesan bus yg kursi 3). Namun setelah memasuki tol, Adskhan mendadak rewel sehingga baru terlelap setelah saya dekap. Kami bertiga pun tertidur lelap lagi, sampai saya merasakan dorongan yang sangat kuat sehingga muka saya membentur kursi depan dan bus terseret jauh ke depan.

Astaghfirullah saya baru menyadari kalau terjadi kecelakaan, segera saya cek kondisi Adskhan. Alhamdulillah dia tidak apa-apa terlindungi dekapan saya. Ayah Adskhan yang berada di dekat tempat lalu lalang penumpang bus jatuh ke depan. Namun tidak ada luka berat hanya lutut dan kakinya yang lecet. Saya baru sadar banyak darah menetes dari bibir saya. Itu terjadi pukul 1 dini hari.

Kami mencari tahu apa yang terjadi, ternyata bus yang kami tumpangi menabrak truk. Para penumpang segera turun dan menyelamatkan diri menyebrang ke pinggir jalan tol.

 Mobil ambulance dan jasa marga segera mengevakuasi penumpang yang luka-luka. Saya merasa semakin lama semakin nyeri bibir saya, namun tak dihiraukan. Penumpang yang selamat dievakuasi dg armada bus yang sama ke rest area tempat pool bus tsb. 

Di pool rest area, kami mencari tahu nasib kami akan seperti apa. Petugas menyampaikan, kami bisa naik bus dg tujuan yang sama. Entah berapa lama kami menunggu sampai datang bus yang akan mengangkut kami.

Saya merasa bibir saya semakin nyeri dan masih berdarah, seorang penumpang memberikan tisu dan menyarankan saya agar dicek oleh petugas ambulance. Tak berapa lama petugas ambulance datang mengantarkan para penumpang yg sudah selesai ditangani. Rata-rata mereka hanya luka ringan. 
Saya memeriksakan bibir ke petugas ambulance, dia mengajak saya masuk ambulance untuk dibawa ke RS terdekat. 

Mau tidak mau saya ikut dan dibawa ke RS M Thamrin, Purwakarta. Bibir saya yang terluka dijahit 4 jahitan. Saya meminta petugas RS mengecek Adskhan dan Ayah. Alhamdulillah mereka baik-baik saja.

Selain saya ada sekitar 8 penumpang lainnya yang luka-luka, yang paling parah adalah supirnya mengalami patah kaki.  
Berdasarkan kesaksian beberapa penumpang ternyata, sopir  mengantuk sehingga bus menubruk pantat truk dengan kondisi kecepatan yang lumayan tinggi.

Setelah saya selesai ditangani, Ayah Adskhan mengajak kami segera pulang. Namun petugas RS meminta kami tidak pulang dulu karena ada administrasi yang harus ditandatangani dari Jasa Raharja terkait dengan biaya penananganan, kecuali kami mau menanggung biayanya sendiri.

Saya menahan diri, karena hari masih pagi juga (Subuh) dan ingin melihat itikad baik dari pihak bus. Semenjak kecelakaan terjadi tidak ada satupun petugas dari pihak bus yang datang. Hanya kernet bus (terluka juga) yang nelpon ke pihak busnya bertanya tentang penanganan di RS. 

Setengah sembilan pagi barulah petugas Jasa Raharja datang. Saya diminta tanda tangan berkas-berkas. Karena sudah selesai, saya menanyakan kepada kernet bus bagaimana evakuasi penumpang yang kecelakaan? bagaimana tanggung jawab pihak armada bus? Minimal memastikan kami sampai pool yang kami tuju karena sudah membayar tiket perjalanan. 

Kernet bus tidak tahu menahu, dia hanya menyarankan jika ingin naik bus dg armada yg sama bisa saja tapi ke arah Bekasi karena yg lewat daerah sana hanya bus tujuan Bekasi. Saya kesal, sudah tidak ada itikad baik untuk bertanggung jawab terhadap korban kecelakaan akibat kelalaian sopirnya eh ini malah ditelantarkan. Tapi sudahlah, terlalu lelah untuk mendebat.

Akhirnya pesan gocar menuju rest area tempat evakuasi kecelakaan semalam. Petugas pool, menanyakan tiket bus kami dan memberikan keterangan. Katanya kami akan dicarikan bus sesuai tujuan kami dan tidak usah bayar. Tak berapa lama datanglah bus yang kami tunggu mengantarkan kami segera sampai Tangsel setelah lelah dengan tragedi semalam. 

--------

Saya tidak pernah langsung menyampaikan kabar kecelakaan kepada orang tua. Orang tua saya baru tahu saya kecelakaan bus saat mereka mengunjungi kami di Tangsel (beberapa bulan kemudian), termasuk kejadian di Bima bertahun-tahun sebelumnya.

Mengalami dua kali kecelakaan bus, membuat saya agak sedikit trauma dg bus. Walaupun akhirnya pada Lebaran kemarin tetap pulang ke Tasik dg armada bus yang sama saat kecelakaan karena memang naik bus itulah yang cukup dekat dg tempat tinggal dan lokasi tujuan.

Namun ada hal-hal yang lebih saya perhatikan  tentang keselamatan saat naik bus
- selalu membaca doa naik kendaraan
- memilih perjalanan siang hari untuk menghindari sopir bus yang mengantuk
- menghindari duduk kursi paling depan, paling belakang dan dekat kaca adalah posisi yang  rentan paling parah jika terjadi kecelakaan
- tidak membawa barang yang banyak. Masih kebayang repotnya Ayah Adskhan mengevakuasi barang-barang kami saat kecelakaan. 
- Selalu bersyukur kepada Allah yang melindungi saya dan keluarga hingga detik ini

"HasbunalLâh Wani'mal-Wakîl", Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (QS. 3:173)

" Ni'mal-Mawla Wani'man-Nashîr”,  Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong  (QS. 8:40

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi