Postingan

Menampilkan postingan dengan label Jurnal Fasilitator

Cerita Fasilitasi (1) Memfasilitasi Masyarakat

Gambar
Pertama kali mengenal kata fasilitasi saat training intensif calon Pengajar Muda IV Indonesia Mengajar, 8 tahun yang lalu. Di sebuah sesi pengembangan masyarakat, kami (calon Pengajar Muda) diminta untuk melakukan simulasi fasilitasi rapat pengambilan keputusan sebuah sekolah.  Ada yang berperan sebagai fasilitator, kepala sekolah, guru, masyarakat, orang tua, murid dan stake holder pendidikan (pengawas, dll) dengan karakter yang sudah ditentukan. Saya berperan sebagai orang tua siswa yang kurang peduli pendidikan anaknya. Failed! Proses fasilitasi tersebut gagal. Tidak jelas ending- nya seperti apa karena kelamaan pembahasan dan waktu simulasi sudah habis.  Kesimpulannya, kami belum memahami apa dan bagaimana fasilitasi. Saat training berakhir pun saya belum mudeng banget tentang fasilitasi, untunglah dapat menangkap bahwa poin penting  bahwa sebagai fasilitator tidak boleh mementingkan pendapat kita sendiri, harus memfasilitasi semua kepentingan pihak-pihak yang ter

Junal Fasil - 6

Penyampaian Materi Di balik senyuman manis para Bunda pembelajar di kelas Bunsay offline Tangsel #3 ini ada serangkaian kisah. Ada yang pagi-pagi mengondisikan anak dan suami agar bisa pamitan belajar dengan tenang, ada yang berburu alamat mengandalkan gmaps namun tetap nyasar walaupun akhirnya tiba juga, ada yang berusaha melawan morning sickness agar tetap bisa hadir di kelas walau harus melintasi puluhan kilometer, ada yang menitipkan anaknya karena rumahnya mau digunakan, dan lain-lain. Cerita di balik pertemuan selama dua jam sebulan sekali. Pertemuan ke-5 Kelas Bunda Sayang Offline, diselenggarakan di rumah Mbak Ventri di Bintaro. Saya membuka sesi dan menanyakan kabar peserta. Lalu dilanjut dengan sesi menyampaikan aliran rasa materi dan tantangan sebelumnya. Setelah itu saya mereview materi 5. Dilanjutkan dengan penyampaian materi 6 'Menstimulus Anak Suka Membaca'. Saya mengajak peserta mengingat kembali kapan mereka bisa membaca. Berbagai aliran rasa disampaik

Jurnal Fasil 3

Apa yang sudah baik? Pada saat sesi penyampaian materi, saya merasa cukup puas karena peserta bisa secara aktif membagi ilmunya. Sesinya sengaja saya buat dalam metode word cafe. Peserta dibagi 4 kelompok, setiap kelompok mempelajari 1 jenis kecerdasan. Dalam kelompok tersebut 1 orang berperan sebagai host, sisanya berkunjung ke kelompok lain dan mendengarkan penjelasan sekaligus memberi tanggapan. Apa yang perlu diperbaiki? Dalam pelaksanaan pengerjaan tantangan, sepertinya peserta mulai mengalami kelelahan sehingga tidak terlalu bersemangat seperti sebelumnya. Tantangannya mengerjakan, namun kelas cenderung lebih sepi tapi tidak apa-apa namanya juga kelas offline. Yang harus saya perbaiki sebagai fasil adalah lebih intens menyemangati peserta dalam mengerjakan T10. Belum tahu berapa orang yang mengerjakan karena pertemuan selanjutnya baru ahad pekan ini.

Jurnal Fasilitator #2

Gambar
Assalamualaikum wrwb mb nani... Utk melatih kemandirian anak2..alhamdulillah...sy mulai dgn anak pertama sampe anak ke 3..secara bergantian..tp fokus dgn salah 1 latihan ke mandiriannya.. Yg sangat dsayangkan...tdk sy catat mb nani.. Sangking gak sempat nya krn anak 4..n gak ada prt sama skali... Dtambah lagi renov rumah belum selesai juga... Sedangkan kalo malem...sy udh klenger...😭😭😭 Tulang punggung bagian bawah udh gak bs diajak kompromi lg sanking lelahnya... N sy pun belum ada waktu bwt kontrol...krn ga ada org yg bs dititipin...😭😭😭 Beginilah nasib idup merantau..jauh dari sanak sodara handai toulan... 😔😔😔 Sebuah pesan masuk di WA Grup kelas Bunda Sayang Offline. Sejenak saya berpikir, berusaha berempati dengan keadaan beliau. Beliau adalah teman sekelas saya dulu di Bunda Sayang batch#1 kemudian cuti dan memilih ikut kelas Bunsay Offline. Ingin segera memeluk dan mengapresiasinya, tak mudah tentunya dengan segala kondisi di atas harus bisa mengerjakan tantan

Belajar Berempati dari Pertemuan Kedua Kuliah Bunda Sayang Offline Batch #3 Tangerang Selatan

Gambar
Jumat 1 Desember 2017 diadakan perkuliahan Bunda Sayang offline bath #3 Tangerang Selatan. Pembahasan kali ini adalah review materi 'Komunikasi Produktif' dan diskusi materi kedua 'Melatih Kemandirian Anak'. Pertemuan kali ini diadakan di Sanggar Kemuning, Jalan Cici 99 Kampung Sawah Lama Ciputat, yaitu kebun Mbak Ventriana salah satu peserta kelas Bunda Sayang.  Dihadiri oleh 15 orang ibu, termasuk saya sebagai fasilitator. Sesi pertama adalah berbagi aliran rasa selama mengerjakan Tantangan 10 Hari Materi Komunikasi Produktif .  Hal yang menarik saat penyampaian aliran rasa bahwa mengontrol emosi untuk tetap berkomunikasi produktif adalah tantangan yang luar biasa. Namun ikhtiar dari sepuluh hari berkomunikasi produktif ternyata menunjukan perubahan yang cukup signifikan terhadap diri sendiri, pasangan dan anak.  Seperti lebih bisa bekerja sama dengan suami dalam mendidik anak, lebih berempati terhadap suami dan anak, anak lebih terbuka dan lebih