Tujuan Hidup
Weekend adalah syurga bagi para pekerja Ibukota, termasuk aku. Sehingga jika tidak ada hal yang sangat penting aku memilih menghabiskan weekendku di kostan. Tak apalah bersauna mandi keringat akibat kepanasan di kamar daripada tersengat teriknya matahari Jakarta.
Hari minggu ini aku merencanakan ikut Majelis Jejak Nabi Salim A. Fillah di Mesjid BI. Aku belum pernah kesana, tetapi tentu saja bisa bertanya dan menggunakan teknologi bernama google maps. Perkiraanku, dari kostanku di daerah Karet menuju ke Mesjid Baitul Ihsan Bank Indonesia paling lama 30 menit naik Trans Jakarta itu juga sudah dihitung dengan jalan kaki menuju halte.
Aku berangkat dari kostan pukul 7.45. Kajian akan dimulai pukul 08.30. Hari minggu jalan Sudirman ditutup karena Car Free Day, tetapi Trans Jakarta biasanya tetap beroperasi. Dari depan kostanku sampai jalan utama Sudirman, aku sselalu berpapasan dengan orang-orang yang akan dan sudah lari pagi di CFD. Itulah liburan murah meriah orang Jakarta.
Aku berjalan menyelusuri jembatan di halte Karet sambil mempersiapkan kartu TJ, tiba-tiba Mba yang berjalan di depanku berbalik arah dan memberi tahu kalau Trans Jakarta tutup. Aku tak percaya, tetap berjalan menuju loket TJ.
"Tutup Mba" kata petugasnya, belum juga aku sampai loket dia sudah meneriakiku.
"Kenapa?" tanyaku sambil tetap berjalan ke arah loket.
"Ada acara bersepeda TNI" jawabnya.
"Dibukanya jam berapa?" tanyaku lagi
"Jam 10"
"Makasih Mas" Aku berbalik arah menuju jembatan halte.
Sesaat aku bingung, apakah harus mencari alternatif jalan lain, pulang kembali ke kostan atau jalan kaki ke Mesjid BI. Seketika aku bertekad, aku sudah berniat kesana maka harus menepatinya.
Tanpa berpikir lagi aku segera turun dari jembatan dan berjalan menyelusuri jalan Sudirman. Pokoknya Mesjid BI dekat halte BI. Halte BI itu dekat dengan Monas, aku tinggal berjalan lurus sepanjang Sudirman dan Thamrin. Aku tidak tahu seberapa jauh itu, yang pasti aku harus terus berjalan agar sampai tujuan.
CFD masih ramai. Orang-orang berlari, bersepeda dan ada juga rombongan karnaval serta gerak jalan. Aku berjalan sendiri, bergamis diantara orang-orang berkaos dan berbaju sporty. Persamaanku dengan mereka sama-sama berkeringat.
Halte demi halte aku lalui dan ternyata masih jauh. Aku cek sesekali google maps, alhamdulillah aku berada di jalan yang benar. Hari menunjukan semakin siang, sudah hampir setengah jam aku berjalan. Tak apa aku ketinggalan kajian, yang penting kebagian ilmunya walau cuma sedikit.
Bundaran HI masih ramai. Musik senam, lagu dari panggung dipinggir jalan, orasi menolak RUU Pilkada, teriakan remaja-remaja bersahutan.
Aku terus berjalan, sampai akhirnya merasa kehausan. Membeli sebotol air mineral, meminumnya dan melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya sampai juga di halte Bank Indonesia setelah satu jam lebih berjalan.
Nah, tugasku selanjutnya adalah mencari letak mesjid yang kata temanku berjarak sekitar 200 meter dari sana. Aku bertanya kepada Ibu-ibu petugas kebersihan. Dia menunjukan arah mesjid yang ternyata masih lumayan jauh.
Aku mengikuti intruksi Ibu itu, dan alhamdulillah aku sudah berada di depan Mesjid BI. Aku masuk kedalamnya, menyapa Bapak satpam yang berjaga, menyimpan sepatuku dan menikmati AC mesjid yang begitu sejuk.
Subhanallah, aku merasa begitu bahagia. Setelah perjalanan satu setengah jam akhirnya sampai juga, dan bisa mendengarkan kajian dari Ustadz idolaku. Hasil kajiannya akan aku tulis di tulisan lain :)
Mengambil pelajaran dari perjalanan tersebut bahwa dalam hidup aku harus menentukan tujuan akhir, ultimate goal yang ingin aku raih. Dalam perjalanan menggapainya tentu saja tak mudah. Akan ada hambatan, kebingungan dan ketidaktahuan. Namun selalu ada 'google maps' --DIA-- yang akan membimbing jalanku, dan orang-orang yang bisa ditanya untuk mempermudah jalanku. Akan menemukan godaan juga yang mungkin bisa mengaburkan jalanku, namun selama fokus ke tujuan godaan itu akan bisa diabaikan. Dan sesekali aku perlu istirahat, berhenti sejenak untuk berlari lebih cepat.
Terima kasih atas pembelajaran berharga hari ini Rabb.
Kuatkan langkahku dalam meniti takdir terbaikMu, tapi gak sendirian ya Rabb, Engkau Mahatau doaku selanjutnya :)
Komentar