Kelas 3 Abdussalam
Dua minggu yang lalu berkunjung ke SDIS Mutiara Hati tempat dl sy 2 tahun mengajar disana (2009-2011). Bertemu dg guru2 lama yg masih hangat seperti dl. Namun hal yg paling membahagiakan saat bertemu murid2 yg pernah saya ajar. Mereka dg antusias menyalami dan bertanya kabar segala macam. Ada yg berbeda, mereka tak lagi menggelayuti dg manja. Tentu saja karena postur tubuh mereka sudah sepantaran dan banyak yg melampui saya. Mereka murid2 kelas 3 yg sy walikelasi 3 taun yg lalu. Anak2 imut dan manja telah berubah menjadi remaja2 imut yg terlihat sedikit dewasa. Satu persatu kukenali wajah dan nama mereka. Ada banyak keharuan. Terutama saat bertatapan dg murid2 yg istimewa. Yah kelas kami memang luar biasa, 24 siswa juara dg 4 anak istimewa yg sgt juara
Tiba2, Faiz dtg menghampiri. Murid yg dl sering menguji kesabaranku dr mulai dia kelas 2 karena tak pernah menunjukan minatnya utk belajar. Namun disaat kelas 3 dia mengalami perkembangan yg luar biasa. Memintaku mengajarinya, bertanya jika tidak bisa. Kalimat ajaibnya adalah "Ibu saya ingin belajar"
Dan pada pertemuan kemarin dia menghampiri saya dan meraih tangan saya sambil berkata "Ibu aku minta maaf", justru harusnya sayalah yg meminta maaf selama 2 tahun menjadi gurunya sy sering tidak sabar.
Tiba2, Faiz dtg menghampiri. Murid yg dl sering menguji kesabaranku dr mulai dia kelas 2 karena tak pernah menunjukan minatnya utk belajar. Namun disaat kelas 3 dia mengalami perkembangan yg luar biasa. Memintaku mengajarinya, bertanya jika tidak bisa. Kalimat ajaibnya adalah "Ibu saya ingin belajar"
Dan pada pertemuan kemarin dia menghampiri saya dan meraih tangan saya sambil berkata "Ibu aku minta maaf", justru harusnya sayalah yg meminta maaf selama 2 tahun menjadi gurunya sy sering tidak sabar.
Menjadi guru adalah perjalanan panjang. Hasil dari bibit yg kita tanam bahkan tak sadar pernah disemaikan akan kita petik buahnya bertahun2 kemudian.
Maafkan Ibu anak2, dl Ibu belum bisa menjadi guru dan teman yg baik untuk kalian.
Komentar