Anak dan Mesjid (1)
Tadi pagi membaca sebuah postingan tentang anak yang dikasari pengurus mesjid karena berisik saat ikut solat tarawih.
Jadi teringat kenangan masa kecil tentang mesjid. Bersyukur banget, para pengurus mesjid dan orang tua di daerah tempat saya menghabiskan masa kecil, gak pernah mengasari kam. Paling banter cuma ditegur agar tidak berisik. Abis itu dibiarin main lagi..hehe
Saya termasuk mantan anak-anak yang mempunyai kenangan manis tentang masjid, yang kalau dipikir-pikir sekarang sepertinya bikin onar mesjid.
Imaji indah tentang mesjid memenuhi kenangan masa kanak-kanak saya, terutama saat Ramadhan seperti sekarang.
Dulu.. Dulu sekali.
Sehabis berbuka puasa, saya dan teman-teman akan segera ke mesjid. Membawa mukena dan sajadah untuk salat tarawih. Sambil menunggu adzan Isya, kami akan menabuh bedug (ngadulag, istilah bahasa Sunda). Bedug adalah benda favorit kami, sehingga tak jarang rebutan.
Tahukah Anda? Ada permainan terasyik menggunakan bedug. Masuklah ke dalam bedug, lalu diguling2kan.. Sensasi berada di dalam bedug yang berguling-guling sungguh luar biasa. Tingkat manusiawi teman, ditentukan dari cara dia menggulingkan bedug..hehe
Yup, ini keonaran pertama di mesjid.
Jika bosan karena tak kunjung mendapat giliran masuk ke dalam bedug, mic mesjid adalah sarana bermain selanjutnya. Kami akan berlomba-lomba menyalakan dan menyapa orang di rumah dengan kata 'Halo halo, tes 1,2,3' kemudian tertawa dan berlari.. Begitu terus sampai ada orang tua yang datang dan menegur kami..hahaha
Hingga akhirnya keisengan kami menggunakan mic mesjid dialihkan dengan cara yang bermanfaat yaitu membaca solawat dan hafalan surat-surat
.
Berlarian di mesjid sudah menjadi hal wajar, karpet sajadah berserakan.. Namun seiring Adzan Isya, kami akan merapikan kembali dan bersiap solat..
Tarawih adalah keseruan lainnya.. Walau kadang sering dipakai ajang bermain.
Itulah imaji indah saya tentang mesjid, saya yang tumbuh di lingkungan para pengurus mesjid dan para orang tua yang membiarkan anak-anak bermain di mesjid dengan catatan di luar waktu solat.
Bagi saya, mesjid itu menjadi tempat yang selalu saya rindukan.. Hingga sekarang
Komentar