Curiousity

Pohon Literasi Hari Kedua






Saya dan suami secara sadar membiasakan Adskhan membaca buku sejak bayi. Saat masih di dalam kandungan, Adskhan sudah mulai dibacakan buku. Setelah lahir, saat usia dua minggu pertama kali dibacakan buku oleh ayahnya.
Tujuan kami bukan untuk mengajari Adskhan bisa membaca sedini mungkin. Tetapi mengenalkan dia dengan ilmu. Membaca salah satu kuncinya. Agar dia bisa semakin peka terhadap ilmu-ilmu yang bertebaran di muka bumi dan semakin dekat dengan Sang Sumber Ilmu.
Kami berusaha memfasilitasinya dengan beberapa buku bergizi. Masih belum banyak. Saya masih punya wishlist puluhan judul buku yang ingin diberikan kepada Adskhan. Harapannya bisa mengenalkan 10.000 buku sebelum usia 5 tahun.
Jika belum bisa membeli buku baru, maka kami meminjam buku dari perpustakaan sekolah ayahnya Adskhan. Alhamdulillah, bukunya bagus-bagus.

Buku adalah teman Adskhan, yang menemani dia ketika saya menyiapkan makan siangnya, sibuk mengurusi cucian baju dan urusan domestik lainnya.

Seiring berjalannya waktu, rasa ingin tahu Adskhan semakin tinggi. Dia tidak gampang menyerah dan punya cara tersendiri memenuhi keingintahuannya, salah satunya terhadap buku.
Kami sengaja meletakan buku Adskhan di rak paling bawah agar dia gampang mengambilnya. Tapi sepertinya Adskhan tertarik ke buku ayah bundanya juga. Dia menggunakan kardus Hafiz doll untuk menjadi pijakannya. Kardus itu saya simpan di rak ketiga dari bawah. Dia menariknya dan menaikinya. Melihat itu saya deg-degan, tapi hanya mengamati saja dan siap membantu jika Adskhan memerlukan bantuan. Biasanya dia akan berusaha sendiri dulu, jika tidak berhasil baru meminta bantuan saya atau ayahnya.
Adskhan pun meraih buku-buku di rak atas dan mengamatinya.

Sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki potensi fitrah belajar. Saya dan Ayah Adskhan berusaha untuk tidak menggegas kemampuan Adskhan. Adskhan hanya memerlukan sebuah ruang terbuka g terbukal bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatan untuk semakin menjadi dirinya.

Hari ini, Adskhan memenuhi keingintahuannya terhadap buku dengan meminta dibacakan beberapa buku. Setelah subuh, Adskhan dan ayah membaca buku Muhammad Teladanku 'Masa Muda', lalu Adskhan mengambil buku Clear The Way yang ada di dekat bantalnya (semalam sebelum tidur dibacakan buku itu dulu) dan mengambil buku Ciluk Ba yang ada di rak buku, lalu bersama-sama membaca buku dengan ayah.

Sepertinya cara membacakan Ayah sangat berkesan bagi Adskhan, sehingga dia memegang terus buku Ciluk Ba sambil berkata 'Baaa!!' setelah Ayah berangkat pun Adskhan minta saya membacakan buku itu kembali. Begitu juga saat ayah baru pulang, Adskhan segera memintanya membacakan buku 'Ciluk Ba'

Buku lain yang dia pilih untuk dibacakan yaitu Helo Kids, Suara Apa itu, Saatnya Tidur Harimau Cilik.
Saya sendiri hari ini membaca kembali buku Muhammad Teladanku dan Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom.

 📚Review Buku
Buku Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom
Buku ini berkisah tentang gejala post power syndrome 9 working mom yang kemudian beralih menjadi full time mom. Buku ini menarik karena mengangkat cerita yang berbeda-beda, dan setiap cerita ada titik balik penerimaan terhadap kondisi saat ini.

#harikedua
#tantangan10hari
#anaksukamembaca
#InstitutIbuProfesional
#KuliahBundaSayang
#PohonLiterasi
#KeluargaBudiman
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

Andragogi dan Fasilitasi

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu