Catatan Diujung Senja
Matahari menyusup, Manglayang dan Geulis tetap perkasa mengawal langit Arboretum yang mulai menjingga. Kemilau danau menambah keindahannya. Riuh suara tawa serta tegangnya suasana kajian bercampur menjadi warna dan irama yang mengisi senjaku selama 4 tahun lebih… Senja indah di sebuah ruangan perjuangan di Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 kavling 23, sekre BEM Kema Unpad. Saat gema adzan magrib membahana, para penghuninya pun pulang berarak membawa mimpi dan cita masing-masing. Tentang masa depan sebuah bangsa yang lebih beradab.
Tak ada lelah, seberapapun penatnya aktivitas menyiapkan program kerja. Tak ada gelisah, setipis apapun dompet kita karena habis oleh ongkos ‘gerakan’. Tak ada kesal, setegang apapun argumen yang diberikan saat kajian.. hanya tawa, canda, bahagia, yang ada. Karena sebuah tali ukhuwah telah menyatukan hati-hati mereka dan mengikat erat menjadi simpul mati yang tak putus oleh apapun.
Setahun berlalu…
Matahari menyusup begitu saja tanpa aku menyadarinya, kumatikan chanel sebuah benda kotak dihadapanku… “Ah, sudah waktunya sholat, drama koreanya juga sudah selesai”
Mana senjaku dengan sejubel aktivitas! Rapat, kajian, syuro, taujih?! Yang ada hanya senjaku dengan The Great Queen Soen Deok, Brilliant Legacy, Boys Before Flower!
Tahun selanjutnya….
Matahari sudah menyusup saat kulangkahkan kaki dari Sukanagara menuju Rengasdengklok.. Lelah, dengan sejumput aktivitas di luar dari jam7 pagi sampai jam 7 malam.. Tetapi setiap hari selalu ada senyuman dan kepuasan apalagi ketika melihat murid-muridku tertawa bahagia dan mengalami peningkatan pemahamannya.
Ya Rabb, apapun episode kehidupan yang Engkau berikan kepadaku jangan Kau hentikan jual beliMu denganku. Sekecil apapun peranku, jadikanlah aku bagian dari batu bata yang menyokong tegaknya agamaMu.
catatan senja
9 April 2011
Komentar