jangan pernah mengumpulkan dua perempuan koleris dalam satu dapur!


Entahlah sejak kapan menyadari diri ini koleris, yang jelas setelah membaca buku personality plus dan mengikuti testnya tahulah kalau aku berlabel koleris-sanguinis. Perpaduan yang pas, si eksis yang mendominasi.
Sejauh ini tak pernah menemukan masalah dengan 2 karakter  tsb, hingga akhirnya bekerja sama dengan orang yang sama2 koleris, dan...... 'gak gak gak kuat'. 
Dua orang koleris berebut dapur. Sama2 menggarap masakan yang sama, tak ada yang mau mengalah dengan resep masing-masing bahkan dalam hal urusan goreng menggoreng kerupuk. Yang satu keukeuh ingin memasukan kerupuk karena merasa minyaknya sudah cukup panas, yang satu tak mau kalah dengan pendiriannya bahwa semua minyak goregnya harus 'mendidih' dulu baru boleh masukin kerupuk mentah. Hingga akhirnya terjadilah 'pertarungan sengit'. Koleris 1 memasukan kerupuk ke dalam wajan, sang Koleris 2 mengambil kerupuk2 yang dimasukan Koleris 1. Itu terjadi berulang2 seperti sedang lempar tangkap kerupuk. Tak berhenti sampai disana, saat kerupuk sudah mulai mengembang di dalam minyak panas pun 'peperangan' memperebutkan kerupuk untuk 'digoyang2kan' biar semakin mengembang terjadi. Sebuah kerupuk dalam minyak yang mendidih terombang ambing diperebutkan oleh 2 orang koleris, untung hanya sebuah kerupuk.
Masih belum selesai. Saat membumbui tumisan pun perdebatan terjadi antara banyaknya garam yg dibubuhkan.

hmm... luar biasa!
Tak pernah mengalami 'pertempuran' sesengit ini. Heran juga, mengapa aku bisa seegois itu hanya karena kerupuk dan tumisan. 
Mungkin karena rasa masakan  bagi seorang perempuan adalah sebuah harga diri yang harus dipertahankan.

Kesimpulannya : jangan pernah mengumpulkan dua perempuan koleris dalam satu dapur!
hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi