Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Menulis Kisah Inspirasi Pengalaman Orang Lain

Gambar
Di buku ketiga saya Unbroken Heart ( Jejak Publisher 2017), saya menuliskan kisah seorang dokter yang dipoligami, based on true story . Tentu saja itu bukan kisah saya. Saya bukan seorang dokter dan tidak dipoligami. Saat diajak untuk menulis buku ini, awalnya saya mencari ide dari pengalaman sendiri. Adakah kehidupan saya yang bisa dijadikan cerita? Pernahkah saya patah hati lalu bangkit kembali? Pernah sih, saat gak jadi nikah.. wkwkwkk Tapi sepertinya gak layak dijadikan cerita. Please deh , beruntung sekali lelaki itu sudah bikin patah hati lalu kisahnya dijadikan buku juga! Saya yang rugi berkali-kali. Lalu saya mengingat-ingat, kejadian yang menimpa orang terdekat saya yang membuat saya ikutan 'patah hati'. Aha, saya ingat! Ada kisah yang membuat saya menangis berhari-hari. Kakak sahabat saya  dipoligami oleh suaminya. Bismillah, saya tetapkan ide tersebut menjadi ide tulisan saya. Supaya menjadi cerita yang utuh, saya melakukan hal-hal berikut :

Mengenali Gangguan Modulasi Sensori

Senangnya mendapatkan hadiah buku Keajaiban 7 Indra dari Mbak Efi Firmani saat di kelas Bunsay batch #1. Bukunya keren banget, sangat membantu saya dalam menyusun permainan sensori untuk Adskhan. Salah satu hal yang menarik adalah pembahasan mengenai gangguan modulasi sensori.  Sejujurnya agak khawatir anak saya mengalami gangguan modulasi  sensori. Alhamdulillah, setelah membaca buku ini menjadi lebih tenang. Berikut sedikit catatan saya yang disarikan dari buku 7 Keajaiban Indra yang ditulis oleh Tim Rumah Dandelion. Masalah modulasi sensori adalah kesulitan dalam mengolah informasi menjadi respon yang tepat sesuai informasi sensori yang masuk .  Gangguan modulasi sensori ada tiga yaitu hipersensitif, hiposensitif, dan sensation seeking. 1. Hipersensitif Bereaksi berlebihan terhadap pengalaman sensoris yang untuk kebanyakan anak lain tergolong biasa aja. Contoh : takut mendengar suara kipas angin, jijik memegang lem, atau melepeh makanan yang kenyal. 2.

Kota Tanpa Sampah, Kota Impian yang Bisa Diwujudkan!

Materi pekan ke-4 di kelas #belajarzerowaste adalah mengenal lebih dekat tentang kota tanpa sampah. Ternyata, kota tanpa sampah bukan hal mustahil untuk diwujudkan. Caranya, menerapkan strategi dari hal terdekat dengan analogi rumah. “Jika banyak yang mau menyelesaikan sampah di perkotaan, ini terlalu luas. Mulailah dari rumah.” Bu Wilma Chrysanti (salah satu penggagas Kota Tanpa Sampah di Pondok Jaya, Bintaro), menyebutkan Strategi Tiga Pintu. Pintu depan, tengah, dan belakang. 1. Pintu depan Tahap ini pra-konsumsi.  ”Kita harus tahu dan sadar apa yang mau kita konsumsi sejak dalam pikiran. Jika itu menghasilkan sampah tak akan saya pilih,” katanya. Beliau contohkan, setiap arisan tak menggunakan air minum kemasan, membawa tumbler dan sebelum berbelanja mengetahui apa yang mau dibeli dan sudah ada tempatnya. 2. Pintu tengah  Semua sisa barang tidak buru-buru dibuang ke tempat sampah, seperti, mengambil makanan tak berlebih hingga bikin sampah, kalau pun