Postingan

Menampilkan postingan dengan label Belajar Zero Waste

Mengurangi Sampah dengan Memperbaiki Pola Konsumsi Keluarga

  Sampah kita dibuang ke mana? Berapa banyak jumlah sampah yang dibuang dalam sehari? Apakah berani mengikuti tantangan mengurangi sampah? Beberapa pertanyaan ini muncul di video Bu Susanty .  Respon ibu-ibu yang muncul di video tersebut seperti respon saya beberapa waktu yang lalu.  Saya tahu sampah yang saya hasilkan banyak, namun ragu dan bingung untuk menguranginya. Salut dengan optimisme Bu Susanty yang mengatakan menerima tantangan mengurangi sampah dalam 7 hari, di saat ibu-ibu yang lain tidak mau.  Ternyata, setelah simulasi 7 hari Bu Susanty berhasil mengurangi sampah sebanyak 80%, 20%-nya baru dibuang ke TPA. Alhamdulillah, setelah ikut #belajarzerowaste keluarga sayapun mulai melakukan strategi-strategi untuk mengurangi sampah. Hal yang pertama yang dilakukan dengan menganalisis sampah terbanyak yang dihasilkan keluarga kami apa. Ternyata yang paling banyak adalah diapers Adskhan dan food waste. Adskhan langsung toilet traini...

Kota Tanpa Sampah, Kota Impian yang Bisa Diwujudkan!

Materi pekan ke-4 di kelas #belajarzerowaste adalah mengenal lebih dekat tentang kota tanpa sampah. Ternyata, kota tanpa sampah bukan hal mustahil untuk diwujudkan. Caranya, menerapkan strategi dari hal terdekat dengan analogi rumah. “Jika banyak yang mau menyelesaikan sampah di perkotaan, ini terlalu luas. Mulailah dari rumah.” Bu Wilma Chrysanti (salah satu penggagas Kota Tanpa Sampah di Pondok Jaya, Bintaro), menyebutkan Strategi Tiga Pintu. Pintu depan, tengah, dan belakang. 1. Pintu depan Tahap ini pra-konsumsi.  ”Kita harus tahu dan sadar apa yang mau kita konsumsi sejak dalam pikiran. Jika itu menghasilkan sampah tak akan saya pilih,” katanya. Beliau contohkan, setiap arisan tak menggunakan air minum kemasan, membawa tumbler dan sebelum berbelanja mengetahui apa yang mau dibeli dan sudah ada tempatnya. 2. Pintu tengah  Semua sisa barang tidak buru-buru dibuang ke tempat sampah, seperti, mengambil makanan tak berlebih hingga bikin sampah, ...

Food Waste

Gambar
Mendapat pencerahan lagi dari grup #belajarzerowaste Kali ini mengenai food waste. Langsung merasa tertohok dan merasa bersalah. Kayanya tiap hari selalu aja ada food waste dari rumah kami.  Menurut FAO, food waste / sampah makanan berarti jumlah sampah yang dihasilkan pada saat proses pembuatan makanan maupun setelah kegiatan makan yang berhubungan dengan perilaku penjual dan konsumennya. Faktanya,  Indonesia penyampah makanan terbanyak No.2 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta orang dan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia sebesar 190 juta ton per tahun, 13 juta ton-nya terbuang sia-sia. Padahal jumlah tersebut sama saja dengan jumlah kebutuhan makan 11% populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk! Angka tersebut hampir sama dengan jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2015 (BPS). Miris ya 🙁 Ternyata negara lain pun demikian.  Menurut British Retail Consortium (BRC) selama tahun 2014 saja ada 15 juta ton makanan yang dibuan...

Lakukan 3-AH untuk Mengurangi Kontribusi Sampah dari Rumah Kita

Gambar
Tak dipungkiri setiap hari rumah kita menghasilkan sampah. Sesederhana dalam proses menyajikan masakan, kita sudah menghasilkan beberapa sampah. Seperti pagi ini saya memasak sayur sop, bakwan jagung dan balado telur. Setelah proses memasak selesai, tertinggal sampah kulit wortel, kulit kentang, kulit bawang,  kulit dan bongkol jagung, plastik tepung terigu, kulit telur, minyak bekas menggoreng, dll.  Belum lagi  jika sayuran-sayuran tersebut dikemas oleh Abang Sayur menggunakan kantong plastik.  Atau jika makanan tersebut ternyata tidak habis, maka akan menambah kontribusi sampah di sekitar kita. Sampah-sampah tersebut membuat kita tidak nyaman sehingga berusaha membuangnya agar tidak terlihat lagi. Tetapi sangat disadari bahwa sampah yang dibuang tak benar-benar hilang. Sampah yang dihasilkan hanya berpindah tempat, dari rumah kita ke tempat sampah lainnya hingga sampai di tempat pembuangan akhir. Berikut ini fakta sampah di Indonesia  1...

Ke manakah Sampah Kita

Gambar
>> Misteri Kantong Kresek Hitam Pagi-pagi sekali, Abah sudah pergi membawa kresek hitam besar. Setiap pagi hal itu dilakukan beliau, atau sesekali bergantian dengan Emak. Saya -yang kala itu masih berusia empat atau lima tahun- sangat penasaran dengan kresek hitam tersebut. Apa isinya? Ke mana mereka membawanya? Hingga suatu subuh, saya berhasil bangun  di kala Emak belum berangkat. Saya merengek ingin ikut, Emak pun akhirnya mengajak saya menjalankan misinya. Kami berjalan di keremangan subuh, menyelusuri jalan hingga menemukan sebuah sungai besar. Di keluarkanya isi kantong kresek hitam tersebut di pinggir sungai. Satu persatu plastik, bekas odol, botol bekas sampo hanyut bersama aliran sungai. Saya mengamati perginya benda-benda tersebut sampai tak terlihat lagi. Tak hanya saya dan emak yang ada di sana, ada dua orang ibu lainnya melakukan hal serupa. >>> Lubang di Depan Rumah Sore itu, Bapak menggali lubang yang besar dan cukup dala...