Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Mengurangi Sampah dengan Memperbaiki Pola Konsumsi Keluarga

  Sampah kita dibuang ke mana? Berapa banyak jumlah sampah yang dibuang dalam sehari? Apakah berani mengikuti tantangan mengurangi sampah? Beberapa pertanyaan ini muncul di video Bu Susanty .  Respon ibu-ibu yang muncul di video tersebut seperti respon saya beberapa waktu yang lalu.  Saya tahu sampah yang saya hasilkan banyak, namun ragu dan bingung untuk menguranginya. Salut dengan optimisme Bu Susanty yang mengatakan menerima tantangan mengurangi sampah dalam 7 hari, di saat ibu-ibu yang lain tidak mau.  Ternyata, setelah simulasi 7 hari Bu Susanty berhasil mengurangi sampah sebanyak 80%, 20%-nya baru dibuang ke TPA. Alhamdulillah, setelah ikut #belajarzerowaste keluarga sayapun mulai melakukan strategi-strategi untuk mengurangi sampah. Hal yang pertama yang dilakukan dengan menganalisis sampah terbanyak yang dihasilkan keluarga kami apa. Ternyata yang paling banyak adalah diapers Adskhan dan food waste. Adskhan langsung toilet training, sehingga diaper

Menumbukan Fitrah Keimanan Batita

Gambar
"Bismika, Allahumma ahya wa bismika amut.. aamiin," dengan lafal yang belum fasih, Adskhan membaca doa sebelum tidur. Dia lalu menutup mata sambil memeluk saya. Saya mengelus-elus punggungnya dan bersenandung salawat hingga dia tertidur lelap. Itulah kebiasaan kami saat Adskhan akan tidur. Setelah bed time story Petualangan si Gajah, tentunya. Kadang saya merindukan 'prosesi' menyusui Adskhan saat dia akan tertidur. Saat itu bonding saya dan dia terasa begitu lekat. Sudah lima bulan lebih, saya tidak menyusuinya lagi.  Menurut Ustadz Harry Santosa, menyusui adalah salah satu cara menumbuhkan fitrah keimanan anak usia 0-2 tahun. Dalam buku Fitrah Based Education , beliau menuliskan secara lengkap tahapan penguatan fitrah keimanan berdasarkan kategori usia, yaitu : Usia 0-2 tahun Tahap penguatan fitrah keimanan dengan memberikan ASI secara eksklusif, menghadirkan hati, perhatian, sentuhan, pandangan ketika menyusui.  Usia 3-6 tahun Tahap merawa

Family Strategic Planning, Peta Cita-cita Keluarga

Gambar
Selalu menjadi momen membahagiakan setiap kali mendapatkan ilmu dari Bu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Mariyanto.  Inspirasi pertama saat matrikulasi, saat itu saya dibimbing untuk menemukan passion dan definisi kebahagiaan versi saya.  Selanjutnya saat kelas Bunda Sayang, saya semakin menyadari bahwa untuk mendidik anak dengan pengasuhan terbaik, saya harus terlebih dahulu memantaskan diri. Kemudian diberi kesempatan mencicipi sedikit ilmu pada saat seminar A Home Team , menguatkan bahwa untuk menjadi keluarga yang hebat saya dan suami harus menjadi team yang solid. Tidak berjalan sendiri-sendiri mengejar mimpi masing-masing. Kesempatan belajar kembali saya dapatkan dengan mengikuti Leader Camp IIP 2018, menyadarkan bahwa seorang ibu rumahan seperti saya pun bisa berkontribusi aktif sesuai potensi di komunitas. Ada satu ilmu yang ingin saya pelajari dari #padepokanmergosari, ingin belajar dari Pak Dodik dan Bu Septi bagaimana membuat Family Strategic Planning

Rahasia yang Terkuak

Gambar
Aku sudah terkantuk-antuk saat bus yang kami tumpangi mulai berangkat. Adskhan dari tadi berangkat dari rumah sudah terlelap digendonganku. Kubaca doa naik kendaraan, doa yang fasih kurapal seiring jam melaju (bukan terbang) bersama bus sejak awal kuliah.  "Kok busnya terasa oleng ya," batinku. Aku pernah merasakan bus yang kunaiki oleng beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang masih jelas diingatan, yang kadang membuat jantungku berdebar kencang.  "Oh, mungkin hanya perasaanku saja," Ayah Adskhan pun mulai terlelap di sebelah. Kami memilih kursi urutan kedua dari depan. Biasanya kami memilih duduk di bangku terdepan, belakang supir. Namun pengalaman perjalanan sebelumnya, kami kurang nyaman karena TV bus diputar sepanjang perjalanan. Kami sedang dalam perjalanan pulang setelah mudik dari Tasik ke Jakarta. Sengaja menempuh perjalanan malam agar sampai di Jakarta menjelang subuh. Memasuki tol Cileunyi, Adskhan terbangun dan gelisah. Dia yang awa