Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Nyasar

Gambar
Adakah orang yang gak pernah nyasar? mungkin saja. Bagaimana dengan saya? hmmm, sering..hehe Pada suatu hari di pertengahan tahun 2004, saya ingin mengembalikan formulir SPMB ke Sabuga, saya dan beberapa teman menginap di Jatinangor (Kostan kakaknya teman). Sebelum kita berangkat ke Sabuga, kami berjalan-jalan dulu keliling kampus Unpad Jatinangor, hingga secara tidak sengaja (alias nyasar) saya tiba di kampus Fakultas Sastra Unpad, gedung Pusat Studi Bahasa Jepang lebih tepatnya. Setahun kemudian, saya dan teman bermaksud membayar uang kontrakan ke pemilik kontrakan yang tinggal di Arcamanik. Kami keliling-keliling perumahan disana dan sempat beberapa kali salah mijit bel rumah orang. Dua tahun kemudian, saya dan teman diundang ke sekre Kamda Jabar di daerah Awibitung. Dan ternyata kami kebablasan sampai daerah Antapani. Karena memang belum tahu alamatnya. Lagi-lagi nyasar! ^^v Segala sesuatu yang terjadi di dunia atas izin Allah, daun yang jatuh di malam yang pekat pun terjadi

Menyentuh Hati dengan Hati

Gambar
Lagi-lagi, dua bocah ini jadi topik hangat rapat guru. Kali ini dengan ulah mereka yang mengganggui adik kelasnya.  Fahri dan Aiman, saya mengenal sosok mereka berdua saat kedatangan pertama ke Sekolah Bintang Madani. Saya yang datang lebih awal satu jam dari peserta psikotes yang lain, duduk di ruang guru sambil mengisi form biodata. Tiba-tiba datanglah tiga bocah gaduh (+ Raka) yang ternyata akan diajari membaca oleh Bu Nining. Kehadiran mereka di ruang guru yang sepi, sedikit mengurangi ketegangan saya yang akan dipsikotest. Dengan SKSD saya coba gabung dengan Fahri, Aiman, Raka yang sedang asyik menggambar sebelum diajari membaca. Saya memuji gambar salah satu diantara mereka yang sangat rapih dan detail. Saya lupa lagi yang mana anaknya diantara mereka bertiga. Karena saya gak tahu namanya, saya memanggil mereka dengan sebutan 'kamu' pada setiap anak. Namun, saya ditegur oleh salah satunya dan mengatakan kalau menyebut kamu itu tidak sopan, akhirnya berkenalanlah saya deng

class meeting

Gambar
lomba batok

kangen...

Gambar
berharap semua asa yang berlalu kan menyata kembali merindui, hanya itu tanpa ku tak tahu apa yang kan menyapa esok atau lusa waktu pun terus berlalu seperti bayangan semu yang mengikuti langkahku bisakah kembali merenda rasa? tetap sama seperti pertama 11-12-11

tantangan

semoga... bisa menghadapi tantangan 2012 : nulis buku, nambah hafalan, S2, n ganti status...hehe amin ^^

Ciwangun... dan Rumah Juara

Gambar
terlihat jelas kalau saya emang gak bisa diam, dalam kerumunan pun tetap nengok kanan kiri mencari sesuatu yang lebih mengasyikan ^^ Akhirnya, bisa rihlah bersama korwil n mentor rumah zakat

Korean Style

Gambar
kamsahamida.. ^^v

Jam Malam

Tuing! Tiba-tiba bunyi pertanda ada chat masuk bunyi di laptopku. Siapa niy malam-malam ngajak chating. Waktu memang sudah menunjukan angka 11 pm lebih. Seorang ikhwan mengirimi aku pesan. Bukan "hai" "met malam" atau "lagi apa", mungkin kalau kata-katanya seperti itu akan langsung aku remove aja dia (haha...) Pesan dia mengabari kalau dia sudah mengirimkan format untuk amanah yang harus aku selesaikan. Mungkin dia hanya mengirimi aku pesan, tapi karena aku lg online makanya jadi kaya chat. Jam malam?  dulu saat statusku masih mahasiswi, kayanya jam malam seolah-olah hal yang saklek buat seorang akhwat. Keberadaan akhwat di Jatinangor di luar ruangan kostannya sebatas magrib, walaupun pada kenyataannya banyak yang berkeliaran sebelum Isya untuk mengerjakan tugas atau sekedar memotokopi. Kalau membeli makan biasanya diusahakan sebelum magrib. Banyak ikhwan-ikhwan yang kita sebut 'satpam' bergentayangan seolah-olah memelototi akhwat yang masih berke

wanita 'panggilan'

Gambar
"Gimana Bu, bersedia gak ngegantiin saya ngeprivat?" Tanyanya.. "Baik Bu, dari sejak pindah ngajar ke BM saya emang gak megang privatan" jawabku. *** "Alhamdulillah ngajinya sudah selesai, Ummi senang Alif sangat bersemangat ngajinya. Sulthan juga baru 3 hari belajar ngaji tapi sudah lancar, buku ummi jilid 1nya sudah beres. Senin Ummi bawain yang jilid 2nya" kataku pada Sulthan dan Alif. Dua kakak beradik ini sudah tiga hari aku privatin. Awalnya aku menolak saat Mama Sulthan memperkenalkanku ke anak-anaknya dengan sebutan Ummi, secara aku kan masih single gituh..hehe "Gak apa-apa Nan, untuk membiasakan ke anak-anak" jawab Mama Sulthan yang sampai sekarang pun aku belum nanya siapa nama asli beliau..hehe Seperti dejavu, setelah vakum ngeprivat selama 6 bulan (karena murid privatanku pindah keluar pulau dan aku yang pindah sekolah) aku mulai ngeprivat lagi.  Selalu menegangkan waktu pertama kali berkunjung ke rumah yang akan aku privatin.  Ma

Dilema Wanita

Gambar
Sendu, kulihat wajahnya mulai mendung. Air matapun menetes sedikit demi sedikit membahasahi pipinya yang tak pernah dipoles oleh riasan. “Ya, walaupun berat tapi saya sudah memutuskan untuk berhenti kerja demi mengurus anak-anak saya.” Aku pun terdiam, tak bisa memberikan komentar. “Iya Bu, saya juga memutuksan resign padahal dulu sudah kerja selama 8 tahun” “Ternyata, profesi seperti kita pun harus dibayar dengan pengorbanan yang besar. Waktu! “ Aku semakin terdiam, tekadku semakin bulat untuk segera beralih dari profesi yang sudah aku jalani hampir tiga tahun ini. Guru sekolah swasta. Antara karier dan keluarga…   itulah dilemma seorang wanita. Disisi lain ingin terus berkarya dan mengupgrade diri, tetapi di sisi lain ada kewajiban mengabdi kepada keluarga yang tak boleh diabaikan. Saya beranggapan bahwa profesi guru adalah yang paling cocok buat seorang istri sehingga bisa seimbang antara mengatur keluarga dan berkarya. Tetapi pengalaman akhir-akhir ini berkata lain, justru beb

Rayuan Gombal

“Bapakmu tukang kebun yah?” “kok tahu” “karena dia telah berhasil merawat sekuntum bunga yang indah dan menghadirkannya kehadapanku sekarang” hihihi Nampaknya, semua orang di Indonesia sudah terbiasa dengan pertanyaan tentang profesi Bapaknya yang berubah-ubah,   “Bapakmu ****” dan jawaban “kok tahu” yang diakhiri dengan rayuan gombal yang membuat orang yang mendengarnya mesem-mesem.   Pernahkah dirayu dengan rayuan gombal? haha..   Saya justru lebih sering merayu, merayu ikhwan.. J Merayu ikhwan-ikhwan cilik berusia enam tahunan untuk segera wudhu dan sholat dhuha, atau segera masuk ke kelas. Dan sepertinya saya berbakat jadi perayu ulung untuk urusan yang satu itu..hehe Satu hal yang saya pelajari ketika saya sedang merayu, adalah mencari kata-kata manis agar anak yang saya rayu luluh dan mau mengikuti keinginan saya. Saya harus kreatif menarik dan sesuai dengan nalar anak-anak. Contoh kasus, suatu hari gak ada yang mau jadi imam sholat Dhuha (walaupun sebenarnya sudah dibuat

Cinta...

Gambar
Cinta begitu rumitkah kata itu? Terutama untuk perempuan-perempuan sepertiku yang sedang berusaha menata hati agar tak terjebak pada kefanaannya. Apakah akhwat tak boleh jatuh cinta? tentu saja boleh, masalahnya dengan siapa dan apa statusnya. Bukan hanya untukku yang masih belum akan genap berada dia angka 26, untuk senior-seniorku juga yang lebih banyak mengoleksi angka usianya. Kepedihan saat membahasnya, karena yang ditautkan apabila berbicara tentang pernikahan (yang tentu membingkai kata cinta) adalah kegagalan proses-proses yang telah dijalani sebelumnya. Walaupun ketegaran yang ditampakan kemudian, tetapi luka dan nanar selalu mengiringi setiap kata yang terucapkannya. Sudahlah, hari harus terus dijalani. Pada akhirnya kita akan tersenyum bahagia disaat Allah memberi tahu rahasianya. go fight win ukhtiy, terus lah berkarya agar kau semakin istimewa. Karena DIA pun telah menyiapkan seseorang yang begitu istimewa untukmu J

4-9-2011 si kembar dan memburu komedo

Ahad, 4 Desember 2011 Matahari telah meninggi saat aku benar-benar sadar dari keterlelapanku. Astaghfirullahaladzim, walaupun sedang tidak solat tidak sepantasnya aku bangun sesiang ini. Kulirik jam, tepat pukul 06.59. Hari minggu yang indah, matahari tersenyum dengan tulusnya. Awan-awan berarak penuh keriangan. Selalu mengasyikan menikmati indahnya pagi dari jendela kamarku yang begitu lapang. Tak ada agenda special, kecuali keinginan untuk menemui dua bidadari mungil Iin Gena. Semua janji dan agenda weekend, sudah dihabiskan Sabtu kemarin, sehingga kemarin malam aku baru tiba di kostan saat jam menunjukan hampir 9 malam. Senang rasanya melihat kebahagiaan terpancar dari keluarga besar Iin dan keluarga mungil Iin Gena. Masih teringat jelas, hampir setahun yang lalu datang ke rumah Iin untuk membantu persiapkan pernikahan mereka. Rapat dengan panitia pernikahan dan keluarga Iin, berdiskusi semalaman dengannya sambil membantu melukis hena di tangan Iin.   Dan kini datang lagi ke ruma

Jadilah istimewa karena kita memang berbeda

Gambar
Seperti puzzle, tak pernah ada potongan yang sama. Tetapi keberadaannya menggenapi keutuhan. Begitupun dengan kita. Tak ada yang sama, satu sama lain memiliki ciri khas yang unik yang tidak ditemukan pada orang lain. Saya mengenal beberapa teman yang pernah menjadi pemimpin saya, subhanallah dengan karakter masing-masing mereka berhasil membawa kesuksesan terhadap oraganisasi yang dibawahinya. Ada Mr. cooling down, yang dengan ketenanganan dan kebijaksanaannya menjadi figur pemimpin yang begitu mengayomi bawahannya. Berkenalan juga dengan Mr. Tangan Besi yang sangat ‘berkuasa’. Semua orang tunduk dan patuh dengan perintahnya, kalaupun ada yang membangkang beliau berhasil ‘menaklukannya’. Tak ada yang salah dengan karakternya, justru itulah yang bisa membuat kita (organisasi waktu itu) bangkit dari sebuah permasalahan yang besar hingga mampu membalikan keadaan, berjaya kembali. Berkenalan juga dengan sosok yang sangat sederhana tetapi sangat nyata. Kata-katanya yang begitu apa adanya

Catatan Diujung Senja

Gambar
Matahari menyusup, Manglayang dan Geulis tetap perkasa mengawal  langit Arboretum yang mulai menjingga. Kemilau danau  menambah keindahannya. Riuh suara tawa serta tegangnya suasana kajian bercampur menjadi warna dan irama yang  mengisi senjaku selama 4 tahun lebih… Senja indah di sebuah ruangan perjuangan di Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 kavling 23, sekre BEM Kema Unpad. Saat gema adzan magrib  membahana, para penghuninya pun pulang berarak membawa mimpi dan cita masing-masing. Tentang masa depan sebuah  bangsa yang lebih beradab. Tak ada lelah, seberapapun penatnya  aktivitas menyiapkan program kerja. Tak ada gelisah, setipis apapun dompet kita karena habis oleh ongkos ‘gerakan’. Tak ada kesal, setegang apapun argumen yang diberikan saat kajian.. hanya tawa, canda, bahagia, yang ada. Karena sebuah tali  ukhuwah telah menyatukan hati-hati mereka dan mengikat erat menjadi simpul mati yang tak putus oleh apapun. Setahun berlalu… Matahari menyusup begitu saja tanpa aku menyadarinya,