Rayuan Gombal


“Bapakmu tukang kebun yah?”
“kok tahu”
“karena dia telah berhasil merawat sekuntum bunga yang indah dan menghadirkannya kehadapanku sekarang”
hihihi

Nampaknya, semua orang di Indonesia sudah terbiasa dengan pertanyaan tentang profesi Bapaknya yang berubah-ubah,  “Bapakmu ****” dan jawaban “kok tahu” yang diakhiri dengan rayuan gombal yang membuat orang yang mendengarnya mesem-mesem.  

Pernahkah dirayu dengan rayuan gombal? haha..  Saya justru lebih sering merayu, merayu ikhwan.. J Merayu ikhwan-ikhwan cilik berusia enam tahunan untuk segera wudhu dan sholat dhuha, atau segera masuk ke kelas. Dan sepertinya saya berbakat jadi perayu ulung untuk urusan yang satu itu..hehe

Satu hal yang saya pelajari ketika saya sedang merayu, adalah mencari kata-kata manis agar anak yang saya rayu luluh dan mau mengikuti keinginan saya. Saya harus kreatif menarik dan sesuai dengan nalar anak-anak.
Contoh kasus, suatu hari gak ada yang mau jadi imam sholat Dhuha (walaupun sebenarnya sudah dibuat jadwalnya). Saya merayu anak-anak dengan mengatakan kalau yang jadi imam itu pahalanya lebih besar dan lebih disayang Allah. Sehari dua hari berhasil, tetapi hari berikutnya anak-anak gak mempan lagi dengan rayuan saya. Akhirnya saya mengeluakan rayuan maut saya, yaitu yang mau jadi imam istirahatnya lebih awal… hihi

Atau Hanif yang pada saat awal-awal masuk kelas satu, susah sekali untuk diajak masuk ke kelas. Saya merayunya dengan ngajakin dia main bola dulu  selama beberapa menit. Dan Alhamdulillah akhirnya dia mau juga menuruti keinginan saya untuk masuk kelas.

Kasus terbaru adalah saat Radfan gak mau masuk kelas karena dia ngambek gak boleh bawa skateboard ke sekolah oleh Ibunya. Saya merayunya abis-abisan selama setengah jam, tapi tetap saja dia tidak bergeming gak mau masuk kelas dan mojok di lapangan sambil terisak-isak. Bingung juga harus diapain, karena murid-murid saya yang lain harus saya kondisiin untuk segera sholat dhuha. Kebetulan patner saya izin terlambat datang ke sekolah karena asmanya kambuh.

Saya sudah mengeluarkan semua jurus rayuan saya, seperti kata-kata manis kalau teman-teman Radfan sudah tak sabar menunggu Radfan untuk sholat Dhuha, dan mereka sangat ingin main lego bareng Radfan. Tetap saja Radfan tidak merespon saya.

Akhirnya saya ngajak Radfan main tebak-tebakan.
“ Fan, Ibu punya tebak-tebakan. Jawab yah! Daun apa yang bisa berenang?” Tanya saya. “daunald bebek” jawab saya sendiri. Radfan cuma diam sambil terisak-isak.
“Daun apa yang lucu?” “daunald bebek”
“daun apa yang kakinya dua?“ “daunald bebek”
semuanya monolog saya, Radfan  diam sambil memperhatikan saya.
“daun apa yang temennya mickey mouse” Tanya saya “DAUNALD BEBEK!!” teriak Radfan. Mungkin karena kesal  terhadap pertanyaan saya yang jawabannya itu-itu aja. Tapi Alhamdulillah berhasil, diapun memberikan beberapa  tebak-tebakan. Dan untuk menarik simpati Radfan, saya pura-pura gak tahu jawabannya. Akhirnya dia pun merasa berjaya karena merasa telah membuat saya kepayahan memikirkan jawaban atas tebak-tebakan yang dia berikan. Hasilnya Radfan  pun mau mengikuti keinginan saya untuk masuk kelas dan bergabung dengan teman-temannya. Alhamdulillah…

“Bapakmu tukang gorengan yah?”
“Kok tahu?”
“Karena wajahmu goreng”
hahaha… piss ^_^v

Kembali kepada rayuan-rayuan gombal yang sering jadi joke comedian-komedian TV, saya jadi berpikir betapa kreatifnya mereka. Menautkan beberapa hal yang kadang-kadang tak terpikirkan, walaupun memang sangat lebay dan terlalu mengada-ngada. Kasihan aja yang dirayunya, dikibulin abis-abisan. Tetapi tetap saja walaupun sudah tahu boongan, orang yang dirayu akan merasa tersanjung dan melambung. Walaupun orang luar yang mendengarnya juga ikut melambung alias mengalami gangguan lambung (menyebabkan lambungnya  mengeluarkan zat  asam  berlebih sehingga menimbulkan rasa mual)…. hihi

Mungkin apabila dialog gombal-gombalan ini terjadi dalam pembicaraan suami istri akan lain ceritanya.. Kalau saya gak salah ingat, salah satu kebohongan yang dibolehkan adalah kebohongan suami istri (saling memuji satu sama lain) untuk menambah dan menumbuhkan kasih sayang diantara mereka… hehe.. prikitiw.. ^_^

Hmmm, jadi teringat sebuah tulisan yang pernah saya baca..
“Pantang bagi seorang mujahid melepas baju perang yang sudah dipakainya,
pantang bagi seorang mujahid mundur dari medan peperangan,
pantang bagi seorang mujadhid menarik kembali kata-kata yang sudah diucapkannya”

Wuiih, rayuan gombal tingkat tinggi niy. Beberapa level diatas “Bapakmu dan Kok Tahu

Hati-hati ah, cukup pengalaman yang lalu… mari belajar dari pengalaman  Adam dan Hawa.

8.24
12/6/2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi