Salah Jurusan??

Tidak ada yang salah dengan jurusan yang dipilih saat kuliah, karena pada dasarnya setiap ilmu bermanfaat dan bisa mengantarkan yang benar-benar menggelutinya ke puncak karir. Yang salah adalah orang yang tidak membidangi satu bidang apapun..
 
Hufft, tiba-tiba merasa minder ketika berinteraksi dg teman yg punya gelar dokter, sarjana teknik, master desain dan mereka benar-benar ahli di bidangnya. Kemanakah si saya selama ini sampai tidak menyadari bahwa mahasiswa/ lulusan sastra Jepang harus benar-benar bisa ekspert bahasa Jepangnya?
Saya sendiri hampir lupa kapan terakhir belajar bahasa Jepang dg sungguh-sungguh, mungkin hanya tingkat satu (IPK masih membanggakan 3,36).
Namun setelah mengenal organisasi dan terlena disana, saya tidak peduli lagi dg nilai dan pemahaman bahasa Jepang. Yang penting bisa sidang dan jadi sarjana. Alhamdulillah IPK bisa tetap diatas 3 ketika lulus kuliah.
Penyakit saya itu terjadi ketika SMA jg, prestasi yg gilang gemilang di SMP (Nem Tertinggi se sekolah), dan rekor selalu rangking 1 di kelas tersingkirkan ketika saya kelas 2 SMA. Terlalu sok sibuk di organisasi dan tidak memahami esensi belajar dan bercita-cita tinggi.
Kelas 3 SMA mengalami hal yg membuat saya terputuk, saya yang berkeinginan menjadi dokter goyah tak karuan setelah tak lolos PMDK ke Undip.
Galau menentukan jurusan, sehingga memilih Sastra Jepang sebelum Jurusan Kimia. Padahal sy anak IPA yg menggemari kimia dan selalu ikut olimpiade Kimia tetapi terdampar di Sastra Jepang.
Awalnya saya tidak menganggapnya masalah karena hasil test IQ menyebutkan tinggi di bidang IPA, IPS dan Bahasa. Ketika mengambil sastra Jepang, saya bercita-cita menjadi diplomat, tanpa dibarengi ikhtiar menuju kesana. Saya yang masih mahasiswa tak peduli perlombaan2 bahasa Jepang ataupun beasiswa pertukaran mahasiswa ke Jepang. Yang selalu menjadi prioritas saya adalah BEM, aksi, proker.
 
Setelah lulus kuliah selama 4 tahun 8 bulan di Unpad, saya menjadi guru di SD. Otomatis bahasa Jepang saya tidak terasah. Hanya mengisi eksul dg anak-anak SD tak cukup mengikat kemampuan berbahasa Jepang saya.
 
Sekarang...
Bismillah, saya akan menekuni bidang baru. Bukan Sastra Jepang bukan di dunia pendidikan.
Semoga saya bisa menjadi ekspert di bidang ini..
Ilmu dan rezeki yang didapat berkah dan bermanfaat. Aminnnnn Ya Rabb.
 
Masih berkeinginan untuk kuliah lagi di bidang yang benar-benar saya senangi dan akan dijalani sepanjang hidup saya. InsyaAllah suatu hari nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi