Bapak cinta tidak dengan negara ini?


Bapak cinta tidak dengan negara ini?
Tanya seorang kakek kepadanya. 

14 tahun lalu beliau menginisiasi sebuah gerakan, agar para pemuda Indonesia memiliki rasa cinta tanah air yang kuat. Merajut tenun kebangsaan, istilah beliau. 

Sudah 26 angkatan, lebih dari 1000 pengajar sudah disebar ke puluhan kabupaten. Menjadi guru, teman, anak, kakak, saudara menjadi bagian dari masyarakat di sana. 
Saya salah satu yang beruntung mendapatkan kesempatan yang berharga itu. Sebuah pengalaman yang membawa saya menjadi pribadi baru. Bukan hanya karena bisa pergi ke tempat yang hanya saya tahu dari peta Indonesia. Namun banyak pengalaman hidup yang menjadikan saya mengenal, mengerti, memahami diri sendiri dan mencintai negara ini. 

It'not about me, it's about them
Kalimat yang masih melekat hangat diingatan. Beliau selalu menekankan tentang apa yang dilakukan bukan tentang diri sendiri, ini untuk republik Indonesia. Agar setiap anak bangsa memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 
Ini bukan tentang kita, tapi tentang mereka yang sama-sama bagian dari Indonesia tetapi belum mendapatkan akses seperti rakyat lainnya yang tinggal di kota-kota besar. 
Beliau menitipkan pesan tentang kesederhanaan, kasih sayang dan kebhinekaan yang membuat Indonesia istimewa. 

Mendidik adalah tugas orang terdidik, tegasnya. 

Kita yang sudah mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi mempunyai kewajiban mendidik warga negara lainnya. Seperti dulu perjuangan para founding fathers bangsa. Kita sedang melunasi janji kemerdekaan


Tunjuk satu titik pada peta Indonesia, di sana terdapat anak-anak Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan penghidupan yang layak. Pendidikan adalah pintu untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih layak.
 

Terima kasih Abah, telah menunjukkan rasa cinta kepada negeri dengan membuat ribuan pemuda ikut jatuh cinta. 

Terima kasih Abah, telah memberikan sekolah kepemimpinan yang tak akan pernah saya dapatkan di kelas-kelas manapun. 

Terima kasih Abah, yang telah konsisten menunjukkan nasionalisme dan integritas sebagai warga negara yang mencintai bangsanya dalam setiap kesempatan dan peran. 

Terima kasih Abah telah bersedia mengemban amanah besar, memperjuangkan PERUBAHAN. 






Foto ini diambil saat saya dikukuhkan menjadi Pengajar Muda angkatan IV Juni 2012. Map yang Pak Anies berikan berisi surat tugas. 
Saya dan 70 PM IV lainnya mengikuti pelatihan selama 2 bulan sebelum deployment ke daerah penempatan. Momen itu adalah dini hari setelah survival malam. Kegiatan terakhir dari pelatihan fisik yang dilaksanakan di Markas Pelatihan Kopassus Situ Lembang, Bandung. 

Pengalaman istimewa, karena saat itu saya bisa bertahan dan berani. Berani berjalan sendirian di tengah hutan, dengan rintangan 'pocong-pocongan' terbang, orang yang nyamar jadi pocong, medan yang lumayan menantang serta misi dari Kopassus yang harus dilaksanakan. Selama pelatihan fisik tersebut makanan terbatas dan survive di alam. 

Pengalaman yang membuat saya selalu mengingatkan diri sendiri, 
"Dulu kamu sudah pernah setangguh dan seberani itu, kenapa sekarang harus jadi penakut dan mudah menyerah?!."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi