Belajar dari Ibu (MyMom)

Beberapa menit yang lalu, beliau menelponku menanyakan kabarku yang memang sedang kurang sehat. Ternyata beliau mendapat contekan dari Bapak. Subhanallah, 2 orang yang telah menghadirkanku ke dunia ini selalu perhatian menanyakan kabar anak perempuan tertuanya yang kadang lupa untuk sekedar menelpon atau mengsms.

Belajar dari Ibu, Mamah.. begitu biasa aku memanggil beliau. Sosok perempuan penuh kasih sayang yg telah berumur 49 tahun... (hiks hiks.. tiba2 baru sadar Ibuku sudah berumur hampir setengah abad). Aku belajar banyak hal dari beliau terutama dedikasinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Yah, Ibuku seorang guru. Bahkan telah lebih lama mengajar sebelum aku lahir, sekitar 26 tahun beliau mengajar.    Dan pagi ini beliau bercerita tentang kesibukannya akhir-akhir ini yang harus menyelesaikan rapot 3 kelas. Yaitu kelas 1, 2 dan 6. Subhanallah, malu rasanya aku. Sempat merasa riweh dan keteteran harus mengerjakan rapot narasi dan nyiapin big assembly juga. Kerjaanku hanya 23 siswa, sedang ibuku? mungkin lebih dari 80 siswa. Subhanallah...

Terkadang, kita terutama saya melihat begitu enaknya guru PNS tidak ada tuntutan harus kreatif  dan bekerja keras seperti guru2 SD swasta. Tetapi tidak Ibuku, dari awal beliau di tempatkan mengajar, beliau tidak di tempatkan di sekolah dekat rumah. Justru jauh sekali. Seperti sekarang, sekolah tempat beliau mengajar selama 20 tahun lebih letaknya sangat jauh dari rumah kami. Harus menggunakan kendaraan umum dulu kesana sekitar 30 menit, kemudian naik ojeg dengan track yang luar biasa naik turun.  Alhamdulillah sekarang jalannya sudah bagus dan kendaraannya pun banyak yang bertrayek kesana. Kalau dulu jalannya masih jelek dan jarang sekali kendaraan yang bersedia melewati jalur itu yang memang berada di bawah kaki Gunung Galunggung. Saking curam track kesana. Karena jalannya yang curam dan tracknya yang luar biasa, sampai-sampai jalan menuju sekolah Ibu sering menjadi mimpi burukku ketika aku masih kecil. Mimpi jatuh ke jurangnya, mimpi sendirian ketinggalan Ibu dan Bapak, pokoknya jalan itu kerap sekali menghantuiku kemudian aku bangun dengan terisak-isak. Dan Ibuku sampai sekarang pun masih dengan setia mengajar di tempat itu.

Bukan tidak ada pilihan mengajar di tempat yang lebih dekat, tetapi Ibuku sudah merasa nyaman mengajar disana walaupun ada 2 sekolah yang dekat rumahku yang sebenarnya bisa dengan mudah mengondisikan agar Ibuku bisa mengajar disana.
Sebelum di tempatkan disana pun, Ibu di tempatkan di daerah Salopa yang lebih jauh lagi. Katanya waktu aku masih bayi, Ibu berangkat jam pagi-pagi dini hari dan pulang malam harinya demi mengajar disana. Sedangkan aku dititipkan ke Abah dan Emak.

Dan sekarang, guru PNS yang tertinggal di SD 'nun jauh' tempat Ibuku mengajar hanya tinggal 3 orang dengan kepala sekolahnya, dan Ibuku harus memegang 3 kelas. Bukan tidak ada kesempatan untuk menjadi kepala sekolah, tetapi Ibuku tidak mau. Beliau menyampaikan bahwa tugas kepala sekolah lebih ribet, banyak rapat, ngurusin uang bos dan lain-lain. Mendingan jadi guru saja hanya mengajar. Yah, itulah ibuku yang berpikir praktis dan tidak mau terlibat dengan urusan-urusan yang merepotkan terutama masalah dana dan birokrasi.

Belajar banyak dari Ibuku,
tentang keikhlasan, dedikasi, pengorbanan dan kerja keras.

Sebulan yang lalu, aku melihat pengumuman di depan Toga Mas tentang Erlangga Teacher of the Year SD 2011. Iseng-iseng aku kirimin CV, portofolio dan dokumentasi ketika mengajar kesana. Dan Alhamdulillah 2 minggu yang lalu aku dapat surat penggilan untuk ikut babak penyisihan se-Jawa Barat, hari Kamis depan.
Subhanallah, aku guru 'nyasar' yang baru 2 tahun mengajar bisa lolos ke babak itu, dan jika berhasil menjadi juara I bisa ikut final di Jakarta.

Dan teringat lagi aku dengan Ibuku.. jika dibandingkan dengan beliau, dedikasiku belum seberapa, pengorbananku tidak ada apa2nya.. aku bahkan belum melakukan apa-apa untuk pendidikan di Indonesia..
Seharusnya Ibuku yang lebih layak menjadi peserta Erlangga Teacher of the Year, dan guru2 berdedikasi lainnya.

Hmm, i will do my best.. Menjadi diri sendiri, melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.
Semoga aku bisa memberikan hadiah indah untuknya, tak berambisi jadi juara. Hanya melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan dan mencari ilmu serta pengalaman sebanya-banyaknya.

Ibu, doakan aku selalu... Maafkan, sampai sekarang belum bisa membahagiakanmu..
but, i always try my best <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi