MCU CPM...

Akhirnya.. email datang, kirain pemberitahuan kalau aku gagal lagi setelah mencoba lagi. Tetapi subhanallah, isinya mengatakan kalau aku lulus DA. Antara terkejut dan bahagia, subhanallah.. setelah satu setengah bulan menunggu dan tak ada kabar, sedangkan yang lain langsung dikabari beberapa hari setelah DA.
Kepasrahan... semuanya diserahkan kepada Allah, penguasa segala keputusan. Memang merasakan perbedaan DA gelombang 3 dan DA gelombang 4 kemarin. Aku lebih pasrah dan nothing to lose.. Yakin, Allah tak pernah salah memberikan takdir kepada hambaNya. Aku sudah berusaha berikhtiar yang maksimal.. Allah lah yang menentukan hasilnya..

Dan, Jumat kemarin berangkatlah aku ke Jakarta buat MCU. Cukup menikmati perjalanan St. Hall-Gambir, walaupun tidak seleluasa perjalanan dulu. Aku dapat tempa duduk di eksekutif 1 2C yang jelas2 gak deket sama jendela. Memikmati kemacetan Jum'at sore Jakarta dan perjuangan biar bisa berdiri di TransJakarta.

Sabtu, 3 Maret..
Sampailah aku di Medika Plaza Kartika Chandra. Dibonceng tanpa helm dengan gagah berani cantik jelita oleh Dede adiknya Teh Ipeh.
Jadi pendatang pertama beserta Didi dan anak TI ITB 06 (namanya disamarkan karena aku beneran lupa lagi siapa namanya). Akhirnya, serangkaian test medical check up pun dimulai...

1. test darah dan urine
Mba yang ramah dan berjilbab mulai nanya2, kapan mulai shaum (yg mau MCU harus shaum 10 jam), abis perjalanan jauh apa gak, lagi mens apa gak. Dan dengan lemah lembut tetapi tetap terasa sakit, dia pun memasukan jarum besar itu ke dalam urat tangan kiriku. Ini adalah pengalamanku diambil darah setelah terakhir test golongan darah jaman SMP. Subhanallah, 2 tabung kecil darahku diambil... darahku...
Aku pun diminta untuk tes Urine, tetapi karena haid diminta datang lagi  untuk tes urine lagi minimal 3 hari setelah haidku beres.. Datang lagi? ke Jakarta? Izin ke sekolah lagi? nyiapin uang buat perjalanan PP lagi? OK2... INI adalah bagian dari PERJUANGAN untuk menggapai takdir terbaikNYA ^^

Sarapan... 
Setelah pengambilan darah dan urine, aku disuruh ke diningroom untuk sarapan.. Wuih, nasi goreng komplit sudah menanti. Plus roti dan jeruk anget... :-)

2. Pemeriksaan Mata
Walaupun nasi gorengnya enak, tapi aku tak bisa menghabiskan semuanya. Entahlah, tiba2 perutku terasa penuh. Aku pun kembali ke ruang tunggu untuk mengikuti tes selanjutnya. Tes selanjutnya adalah, tes mata. Aku diminta menyebutkan abjad satu persatu dengan menutup sebelah mataku tanpa membuka kacamata. 
"Gak usah ganti kaca mata Mba" kata perawat petugas disana.

3. Pemeriksaan Jantung
Selanjutnya adalah pemeriksaan jantung. Aku diminta menanggalkan cincin dan jam. Mba yang memeriksa pun meminta aku menurunkan kaos kaki sampai mata kaki dan mengangkat baju bagian atasku. Dengan malu dan cemas aku membiarkan dia memasang alat2 pendeteksi jantung pada bagian kaki, tangan dan dada.

4. Pemeriksaan Radiologi
Setelah pemeriksaan jantung, aku membayangkan apalagi yang akan aku temui pada pemeriksaan selanjutnya. Aku pun dipanggil kebagian radiologi, diminta menanggalkan baju atasan dan bros diganti dengan baju pemeriksaan. Sempat khawatir diminta membuka kerudung, karena petugas alat radiologinya laki-laki walaupun petugas perempuan yang memeriksaku. Dengan malu2 aku keluar memakai baju pemeriksaan, untung aku pake manset yang cukup panjang sehingga tanganku tertutupi. Aku pun mengenakan kerudung rapi menutupi bagian depan tubuhku, walaupun hanya dengan satu peniti dibagian bawah dagu karena benda2 metal (bukan metal vs dugem, tp metal = besi/ baja/ perak, dll) harus aku tanggalkan. Aku diminta berdiri dengan posisi yang diintruksikan dan menarik nafas dalam2 saat alat radiologi itu berfungsi.
Paling deg2an sesi ini, takut paru2ku bermasalah.. karena siklus setahun belakangan ini aku pergi pagi2 bermotor kadang tak pake jaket dan pulang malam kadang tak pake jaket. Takut ada udara dingin iseng yang berkuasa di paru2ku.

5. Tensi, BB, TT
Aku dipanggil lagi ke ruang lainnya, tensiku 100/70, BB 43 kg, TB 143 kg. Mba yang memeriksaku cukup ramah dan mengatakan kalau aku baik-baik saja. Dia sempat menyebutkan denyut nadiku berapa gitu, tapi lupa lagi.

6. Konsultasi
Akhirnya, inilah ruangan terakhir yang harus aku singgahi, dokternya baik dan cantik. Aku ditanya macam2 tentang riwayat kesehatan. Dari mulai penyakit yang pernah diderita sampai keluhan kesehatan lainnya. Lalu dilakukan pemeriksaan THT. Kakiku juga dipalu, bukan dengan palu yang sebenarnya.
Setelah selesai akupun bertanya, "ada masalah dok?"
"giginya itu parah, bagaimana kalau sakit gigi nanti. Mana ada dokter gigi disana"
"jadi saya gak bisa berangkat?"
"bisa aja nanti dibenerin dulu" katanya ringan.
Gigiku emang bermasalah. Ada lubang yang menganga digeraham bawah kanan... Oh...
Aku yakin, takdir Allah tak akan lari karena  gigi geraham yang berlubang.

Beres sudah rangkaian medical check up..

Lebih ketar  ketir menanti hasil, apalagi aku harus kesini lagi mengantarkan urine..

Ya Allah, mudahkanlah...
Apa yang telah menjadi takdirMu tidak akan luput dariku, apa yang bukan takdirku pasti tidak akan terjadi walaupun dengan beribu usaha :-)
SEMANGAT dan tawakal... ♥



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi