Belajar Berempati dari Pertemuan Kedua Kuliah Bunda Sayang Offline Batch #3 Tangerang Selatan

Jumat 1 Desember 2017 diadakan perkuliahan Bunda Sayang offline bath #3 Tangerang Selatan. Pembahasan kali ini adalah review materi 'Komunikasi Produktif' dan diskusi materi kedua 'Melatih Kemandirian Anak'.


Pertemuan kali ini diadakan di Sanggar Kemuning, Jalan Cici 99 Kampung Sawah Lama Ciputat, yaitu kebun Mbak Ventriana salah satu peserta kelas Bunda Sayang. 

Dihadiri oleh 15 orang ibu, termasuk saya sebagai fasilitator. Sesi pertama adalah berbagi aliran rasa selama mengerjakan Tantangan 10 Hari Materi Komunikasi Produktif . 

Hal yang menarik saat penyampaian aliran rasa bahwa mengontrol emosi untuk tetap berkomunikasi produktif adalah tantangan yang luar biasa. Namun ikhtiar dari sepuluh hari berkomunikasi produktif ternyata menunjukan perubahan yang cukup signifikan terhadap diri sendiri, pasangan dan anak. 

Seperti lebih bisa bekerja sama dengan suami dalam mendidik anak, lebih berempati terhadap suami dan anak, anak lebih terbuka dan lebih masuk saat diajak berdiskusi. Perubahan terhadap diri sendirinya menjadi lebih berusaha berpikiran positif dan applied learning.

Alhamdulillah dalam Tantangan 10 Hari Materi 1, 14 orang mendapatkan badge dasar, 1 orang badge You're Excellent dan 2 orang badge Outstanding Performance.


Pembahasan selanjutnya adalah persiapan Melatih Kemandirian Anak. 
Point penting yang kami sepakati mengapa melatih kemandirian itu penting karena kemandirian dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, mempersiapkan anak menghadapi dunianya (karena orang tua tidak selamanya bersamanya), dan kemandirian membuat anak lebih cepat selesai dengan dirinya sendiri.

Semua ibu yang hadir diminta untuk menuliskan kemandirian apa yang sudah berhasil diterapkan kepada anaknya, dan faktor pendukung yang menyebabkan berhasil.
Faktor pendukung tersebut dijadikan best practice bagi ibu lain yang merencanakan melatih kemandirian tersebut di Tantangan 10 Hari Kemandirian Anak.



Kesimpulan yang kami dapat bahwa untuk melatih kemandirian anak usia 1-3 tahun kuncinya adalah konsisten, membersamai anak  dalam prosesnya dan siap dengan kerepotannya.
Untuk usia 3-5 tahun, anak-anak berada dalam fase mencontoh pekerjaan orang dewasa. Kunci keberhasilan pada usia ini adalah menghargai hasil kerja anak walau belum sempurna.
Untuk usia sekolah, kemandirian anak terkadang diabaikan karena mengasihaninya dengan banyak aktivitas di sekolah. Nah, ini yang menjadi keliru padahal kemandirian harus tetap dilaksanakan.

Diakhir pertemuan ditutup dengan diskusi mengenai pertanyaan perlukah reward diberikan untuk memotivasi anak dan sudah tepatkah menyampaikan nilai jika bersyukur akan diberikan rezeki yang lebih bagi anak usia 4 tahun.

Alhamdulillah pertemuan berjalan lancar, walaupun sempat pindah tempat dari kebun yang terbuka  ke teras kantor, karena di tengah sesi gerimis semakin deras. Namun tidak menyurutkan semangat ibu-ibu pembelajar untuk melanjutkan sesinya. Anak-anak pun cukup puas bermain di area bermain dan para suami menunggu dengan sabar.



Terima kasih untuk host pertemuan kali ini Mbak Ventriana dan suami serta teman-teman peserta kelas Bunda Sayang, terima kasih atas partisipasi aktifnya. Selamat mengerjakan games level 2 ;)

Saya banyak belajar dari pertemuan kali ini dan beruntung sekali menjadi teman  belajar ibu-ibu yang hebat. Menjadi fasilitator adalah belajar dengan cara berbeda yang lebih seru dan menantang.

Ada catatan untuk diri saya sendiri yaitu  melatih K-P (Key Principles Personal Need). Kadang terjebak untuk memberikan solusi, padahal yang dibutuhkan  hanya respon dan empati.

#jurnalfasilitator
#institutibuprofesional
#kuliahbundasayang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

Andragogi dan Fasilitasi

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu