Hadiah Ramadhan Terindah



Tiga tahun yang lalu, aku berkesempatan menghabiskan sepuluh hari bulan Ramadhan di Banggai.
Saat itu, menjadi site visitor Pengajar Muda IX, dilanjutkan assessment sekolah penempatan baru empat Pengajar Muda angkatan selanjutnya.

Kali pertama bagiku menginjakan kaki di Banggai. Selalu  menyenangkan jika berkumpul dengan Pengajar Muda. Ada rindu menyeruak saat melihat interaksi PM Banggai. Rindu dengan masa aku masih bersama PM Bima dulu. Tahapan norming, storming dan forming yang dinikmati dengan penuh rasa.

Selama site visit, banyak hal yang dilakukan.
Mengunjungi desa penempatan Pengajar Muda Banggai, berinteraksi dengan mitra langsung dan murid-muridnya.
Melakukan refleksi atas pencapaian PM saat itu. Bersilaturrahim dengan stake holder, para penggerak penggiat literasi di Banggai yang luar biasa, membuatku semakin optimis dengan pendidikan di sana. 

Site visit usai, dilanjutkan assessment sekolah baru. Selama empat hari, kami mengelilingi selatan, timur dan utara Kabupaten Banggai mensurvei setiap sekolah yang direkomendasikan Dinas Pendidikan di sana, atau sekolah yang kami temui selama perjalananan.
Bersama Ucha, Roisa, Steva dan Loiza sang driver tangguh. Terkadang buka puasa di perjalanan berbekal air mineral dan beberapa snack yang dibeli dipinggir jalan. 

Sepuluh hari usai, aku pun harus kembali ke Jakarta. Beberapa teman kantorku sudah cuti juga, ya sudah memasuki beberapa hari terakhir Ramadhan.
Selain itu, ada rindu yang tak tertahankan lagi. Ini adalah waktu terlama berpisah dengan suamiku. Ada sesuatu hal yang harus kusampaikan padanya. 

Setelah melakukan penerbangan Luwuk- Makassar, Makassar - Jakarta yang sempat delay. Aku segera mencari lelaki jangkung di deretan para penjemput. Dia tersenyum di sana. Memandangiku dengan penuh kerinduan. Segera kuberhambur ke dalam pelukannya dan membisikan " Langsung beli testpack aja ya, udah telat seminggu," dia pun mengangguk.

Sesampainya di Jalan Karet Karya, kami tak langsung menuju kamar kost kami di lantai 5. Kami mencari apotek dan membeli testpack. Setelah empat bulan menikah, beberapa kali kami membeli testpack. Kadang baru telat 1-3 hari, tak ada salahnya mencoba. Walaupun selalu berakhir dengan garis merah 1. 
Kali ini pun kami siap, jika hasilnya sama seperti sebelumnya.

Adzan magrib berkumandang, menyambut kesyukuran dan kebahagiaan kami menyaksikan garis merah dua pada hasil testpacknya.

Alhamdulillah, berkah Ramadhan. Hadiah Ramadhan terindah.

***

Saat aku kembali dari Makassar ke Jakarta, aku naik Sriwijaya. Selama perjalanan perasaanku campur aduk. Harap-harap cemas karena udah telat seminggu, pasrah, bersyukur bisa kembali pulang dan rindu bertemu suami.
 
Dan kemarin saat mudik ke Bengkulu aku baru naik Sriwijaya lagi (mudik sebelum-sebelumnya dengan Citylink dan Garuda), perasaan tiga tahun lalu seolah kembali hadir. 

Dulu, tiga tahun yang lalu. Cikal bakal Adskhan sudah ada di rahimku. Dan sekarang tiga tahun kemudian, anaknya sudah lahir dan duduk sendiri di sebelahku.

Alhamdulillah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi