Kehangatan Keluarga Baru



Mari melanjutkan cerita sebelumnya..

Di pertengahan tahun 2016, Ayah Adskhan diterima bekerja di sebuah sekolah di daerah Ciater. Aku mulai bisa bersosialisasi dengan beberapa tetangga, mengobrol dengan mereka dan membuka diri dengan teman-temanku. Hingga dalam suatu obrolan, teman lamaku memperkenalkanku dengan komunitas Ibu Profesional. Dia memberikan kontak yang bisa aku hubungi, admin Ibu Profesional Tangerang Selatan. Aku mencoba menghubungi nomor tersebut dan mengutarakan maksudku untuk mendaftar menjadi member komunitas tersebut.

Aku pun bergabung di Whatsap Group IP Tangsel, menyimak setiap obrolan. Jiwa 'organisasiku' hidup kembali, aku ingin bisa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatannya. Sedikit demi sedikit aku mengambil peran, walaupun masih malu-malu dan menghindari pertemuan offline. 

Aku mulai membuka diri setelah hampir enam bulan bergabung dan mengikuti matrikulasinya. Dari matrikulasi tersebut aku mulai mengenali apa saja kebutuhanku sebagai seorang ibu, istri dan diri sendiri.
Aku pun mulai ikut pertemuan member, walaupun masih membuatku merasa insecure.

Apa sih yang membuatku merasa insecure?
Karena aku tidak seperti mereka. Tinggal masih di kontrakan petakan, tidak punya kendaraan.

Keadaan finansial keluargaku waktu itu memang belum baik. Penyesuaian dari penghasilan 2 pintu menjadi satu pintu, dengan berbagai kebutuhannya. Aku dan suamiku sepakat untuk menghindari riba, termasuk KPR rumah dan kredit motor. Kami tidak mau hidup kami dikejar-kejar cicilan.
Setelah berhasil menabung beberapa bulan, alhamdulillah akhirnya bisa membeli motor secara cash yang memudahkan suami berangkat kerja. Biasanya dia jalan kaki dari rumah kontrakan ke tempatnya mengajar, kemudian naik sepeda ontel.

Tinggal di kawasan elit BSD dan sekitarnya dan melihat rumah yang begitu mewah, membuatku merasa bagai butiran debu di luasnya padang Sahara. Sehingga mengurangi interaksi offline karena khawatir teman-teman melihatku dengan memicingkan mata. Selain itu faktor baby blues masih menghantuiku, dan membuat rasa insecureku menjadi-jadi.

Alhamdulillah setelah terbeli motor, aku merasa lebih leluasa untuk bisa mengikuti pertemuan offline. Walaupun masih memilah kegiatan mana yang sesuai dengan kebutuhanku dan Adskhan, dan tidak menghabiskan banyak uang.

Pertemuan pertama dengan member yang cukup banuak adalah kegiatan mendongeng dengan Rabbit Hole di taman Bintaro Exchange. Aku janjian dengan Teh Novita di Stasiun Rawa Buntu. Kami hanya perlu berhenti di stasiun Jurangmangu lalu jalan menyebrang ke arah BX Change. Pengalaman pertama yang berkesan, karena aku melihat mereka menerimaku dengan tulus. Tidak melihat apa yang aku kenakan. Kehangatan yang membawaku seolah aku menemukan keluarga baru.


(Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi