RD'49ers


Tak ada sesuatu hal yang terjadi tanpa seizinNya. Itu yang selalu saya yakini. Begitupun pertemuan saya dengan 2 akhwat perkasa yang mandiri. Sebut saja mawar dan melati (semuanya indah..hehe) atau Hinagiku dan Yuri (aku yang jadi Momoko nya..hehe.. _wedding peach pisan_).  Yah, Teh Mega dan Teh Hanna, biasa saya memanggilnya, karena itulah mereka.

Berawal dari diterimanya saya di SD Islam di Antapani selepas lulus kuliah. Saya pun mencari tempat tinggal yang domisilinya dekat dengan sekolah tempat saya kerja. Mengandalkan ingatan lama saya, bahwa seorang teman kuliah saya tinggal di Antapani, saya pun menghubungi beliau dan minta dicariin info kostan akhwat. Agak enak gak enak, apalagi teman saya tersebut seorang ikhwan. Dikirimlah sederet no xl oleh teman saya tersebut. Menghubungi akhwat tersebut, menanyakan harga dan fasilitas kostan. Berkelanalah imajinasi saya tentang syurga indah yang akan menjadi kostan saya.

Sampai akhirnya, saya pun survey kostan tersebut dan langsung deal. Selain karena harganya yang cocok, tempatnya nyaman, ada akhwat tarbiyah disana juga karena saya harus segera pindah ke Antapani setelah 2 hari nebeng di kostan teman saya di Jatinangor.

Pertemuan saya dengan Hinagiku dan Yuri.. (mana yang Hinagiku siapa yang Yuri yah?) beberapa hari setelah saya tinggal di kostan beralamat Jalan Rengasdengklok raya No 49. Saya lebih awal kenal dengan Mba Ikem (pengurus kostan). Kesan pertama bertemu mereka?? masih ada canggung.. Sederet komik yang menumpuk di rak Teh Mega lah yang membuat semuanya terasa lebih mencair. Saya pun meminjam beberapa komik untuk menemani malam-malam saya di kostan baru. Waktu itu belum bawa komputer, jadi terasa sangat sepi. Apalagi kamar saya di lantai 3 (Cuma 2 kamar disana dan penghuni sebelah kamar jarang berada di kamarnya). Sedangkan kamar Hinagiku dan Yuri berada di lantai 2, walaupun beda blok.

Beberapa hari saya tidak pulang ke kostan, selain mudik saya juga mengikuti tes jadi sekretaris perusahaan Jepang di Purwakarta. Mulailah Teh Mega ngsms, nanyain kabar atau mungkin lebih tepatnya nanyain kabar komiknya. Yang konon katanya adalah komik kesayangannya, dan udah kesekian kali membeli komik itu karena yang sebelumnya tidak pernah dikembalikan temannya.

Keakraban dengan Teh Hanna pun mulai terjalin saat sering makan malam dan menonton TV bersama. Buka puasa bersama, tarawih bersama. Sampai akhirnya ada kamar di lantai 2 yang kosong dan saya pindah kedepan kamar Teh Hanna.


Ada, satu ikatan yang menyatukan kita.Menyatukan hati-hati kita, yaitu ideologi (berat bahasana..hehe). Visi besar tentang sebuah jamaah.

Akhirnya waktu berlalu, berlalu, berlalu... dan sekarang hampir dua taun menjadi teman seatap dengan mereka. Alhamdulillah, selama ini hampir tidak ada masalah. Kalaupun ada masalah, terselesaikan dengan sendirinya dengan saling memahami karakter masing-masing. Kalaupun ada yang ‘manyun’ atau ‘BT’ itu bukan karena kita yang menjadi sumber masalahnya. Hanya karena kerjaan dan kelelahan.
Yah, kita adalah akhwat-akhwat pekerja yang setiap hari berjibaku demi segunung berlian dan sebuah istana di syurga. Akhwat perkasa dan mandiri yang tak pernah lelah mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pertemuan saat makan malam, selepas Isya biasanya menjadi obat penawar kelelahan kita setelah beraktivitas seharian lebih dari 10 jam. Sambil berceloteh ria tentang pekerjaan masing-masing, ‘kecengan’, mimpi dan hobi..

Walau kadang, terasa begitu lelah untuk saling menyapa, hingga hanya bertapa dan bertelepati di kamar masing-masing.

Uniknya, kita hampir memiliki hobi yang sama. Dari mulai baca buku, nonton, jalan-jalan, belanja, aksi, makan, bekerja, berbisnis. Tetapi memang kadarnya berbeda-beda. Ada yang dominan di belanjanya, ada yang dominan di makannya, dan ada yang dominan nyari yang gratisannya..hehe
Kita pun mempunyai sifat yang hampir mirip,  penakut.. Hingga pernah tidur sekamar rame-rame karena sebelumnya ada yang nyeritain yang serem-serem  atau karena mati lampu.

Dan, Allah pun menakdirkan kita untuk mengalami proses tarbiyah dariNya yang hampir sama. Dalam tenggat waktu yang sama mengalami ujian yang sama. Kita adalah cerminan untuk kisah satu sama lain. Saling belajar, saling menguatkan, saling menyemangati..

Benar-benar terasa “ Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”.

Kesedihan salah satu dari kita, menjadi kesedihan dari yang lain. Kebahagian salah seorangnya adalah kebahagian bersama.. Makanan yang satu menjadi makanan yang lain juga J

Inilah indahnya ukhuwah..

Semoga Allah menetapkan hati-hati kita dalam keistiqomahan. Mengikatnnya agar tetap saling mencintai karena Allah.

Untuk teteh-tetehku tersayang, uhibbukumfillah..

Tetaplah, kita bersyukur dan bersabar dalam keindahan atas setiap rencana Allah yang sedang dirangkaikan untuk kita.

Terima kasih kalian selalu ada, saat aku membutuhkan. Menguatkan saat aku lemah, menyemangati saat aku merasa gagal. Mengingatkan saat aku melakukan kesalahanr J

Mari kita bertetangga lagi di JannahNya kelak, dengan kavling dan istana masing-masing J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

Andragogi dan Fasilitasi

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu