Gajah Kecil yang Rakus dan Merpati si Penolong


Di hutan yang indah, hewan-hewan hidup rukun berdampingan. Salah satunya gajah kecil dan merpati yang bersahabat akrab.

Suatu hari gajah kecil tercenung di pinggir sungai, dia terlihat murung.
Merpati yang sedang bermain di atas pohon, mendekatinya kemudian bertanya.
"Mengapa kamu tampak murung gajah?" Tanya merpati.
"Aku sedih, aku tidak bisa terbang sepertimu. Aku ingin menikmati hutan dari atas sana. Menikmati pemandangan alam yang indah" gajah kecil mengeluh.
"Aku bisa membantumu menceritakan apa yang kulihat dari atas " Merpati menghibur.
"Terima kasih merpati, maukah kau menceritakan apa yang kau lihat?" Gajah kecil menyambut gembira.
"Baiklah, aku akan terbang lebih tinggi. Kau tunggulah di sini"

Merpati pun terbang lebih tinggi, berkeliling mengitari hutan tempat mereka tinggal. Beberapa lama kemudian, merpati kembali turun menemui gajah kecil.
"Gajah kecil, aku akan menceritakan apa yang kulihat kepadamu. Di arah barat aku melihat hutan yang lebat dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Di selatan aku lihat sungai besar mengalir deras, aliran sungai ini berasal dari sungai besar itu. Di timur aku lihat ladang tebu milik petani dan di utara aku melihat gunung yang menjulang tinggi" merpati menjelaskan kepada gajah kecil.
"Terima kasih merpati, aku bisa membayangkan dan menyimpannya dalam ingatanku"

Gajah kecil kemudian berjalan ke arah utara. 
"Mau ke mana gajah kecil?" Tanya merpati
"Aku mau melihat ladang tebu milik petani" jawabnya.
"Jangan gajah, terlalu berbahaya untukmu" cegah merpati.
"Tetapi aku ingin mencicipi tebu di sana. Sudah lama aku tidak memakan tebu yang manis dan lezat." Jawab gajah kecil
"Gajah kecil, manusia tidak akan senang jika kamu memakan tebu yang mereka tanam. Tetaplah di sini, masih banyak makanan lain yang bisa kamu makan" merpati meyakinkan.

Gajah kecil bergeming, ia tetap berjalan menuju utara. Merpati menyesal telah menceritakan perihal ladang petani. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa, gajah kecil temannya memang keras kepala.

Gajah kecil terus berjalan menuju ladang petani, dia sudah rindu makan tebu. Pohon tebu sudah langka ditemui di hutan tempatnya tinggal.

Sesampainya di ladang gajah kecil menyelidiki keadaan di sekitarnya, dia senang mengetahui petani tidak ada di sana. Segeralah dia merobohkan beberapa pohon tebu dan memakan batangnya.
"Nyam nyam enak, manis. Aku suka sekali" katanya. Gajah kecil terus merobohkan pohon tebu dan makan dengan rakusnya.

Petani yang baru datang ke ladang, merasakan ada yang mencurigakan. 
"Suara apa itu? sepertinya ada yang datang ke kebunku!" Kata petani.
Dia segera mengendap-endap mencari sumber suara.

Petani marah melihat seekor gajah kecil lahap menikmati batang tebunya. Sebagian besar ladangnya telah rusak,  Padahal dia sudah merawatnya dengan susah payah. Kemudian petani bersiap membidik gajah kecil dengan senapan angin yang dibawanya.

Sementara itu, merpati terus mengawasi dari atas pohon di pinggir ladang tebu.
"Gajah kecil lari!! " Merpati memperingatkan. Gajah kecil tak mendengar suara merpati, dia terlalu asyik melahap tebu.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah petani, gajah kecil kaget namun dia terlambat, telinga kanannya terserempet peluru angin petani.
"Aduh sakit!" gajah kecil meringis kesakitan.
"Lari gajah kecil!" Teriak merpati.
Rupanya merpati telah menyelamatkan nyawanya dengan menghalangi petani yang akan menembaknya.
Gajah kecil segera berlari menuju hutan, telinganya yang sakit tak dihiraukan. Dia harus menyelamatkan diri.  Petani berusaha mengejar dan menembaknya tetapi tak berhasil.

"Untunglah aku selamat" Gajah kecil berhenti sebentar setelah memastikan aman.
"Di mana merpati? Aku harus berterima kasih kepadanya" 
"Aku di sini!" teriak merpati dia segera hinggap di batang pohon dekat gajah kecil berhenti.
"Terima kasih merpati, kamu telah menyelamatkanku" Kata gajah kecil.
"Untunglah aku datang di saat yang tepat dan bisa menghalangi petani sehingga tembakannya meleset. Bagaimana telingamu gajah?" Tanya merpati.
"Aduh sakit" gajah segera ingat lukanya. Selama tadi berlari dia tak menghiraukan rasa sakitnya.
"Syukurlah hanya luka kecil, luka ini akan menjadi pengingat bagimu bahwa kamu tidak boleh mengganggu dan merusak barang orang lain. Kamu tidak tahu betapa susah payahnya petani merawat ladang tebunya. Kamu juga tidak boleh rakus gajah kecil, masih banyak makanan yang bisa kamu makan selain tebu milik petani" nasihat merpati.

"Terima kasih merpati kau memang sahabatku. Aku akan selalu ingat kata-katamu"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi