Pengalaman Belajar 'Memicu Kreativitas Anak'


Menyimak materi 9 di kelas Bunda Sayang setelah libur beberapa minggu.

Apa materinya?

'Memicu Kreativitas Anak!'

Aha! Pas banget dengan apa yang sedang saya butuhkan.

Adskhan semakin kreatif dan banyak mengeksplorasi. Beberapa hari ini dia senang sekali menggambar.

 Berawal dari Agenda Bermain Adskhan 'Storytelling Kambing : Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail'
sebagai alat peraganya saya menggambar kambing, lalu menggunting dan menempelkannya.

Adskhan mengamati proses saya menggambar kambing  lalu meminta saya menggambar lagi lagi dan lagi.

Sejujurnya saya tidak terlalu mahir menggambar, demi anak harus diupayakan..hehe

Gambar kambing selesai, Adskhan request digambarkan gajah. Ya ampun, gajah kan susah gambarnya. Bismillah, saya coba saja. Si anak pintar cukup puas dengan gajah hasil tangan saya.

Gajah hasil gambar Bunda


Setelah itu Adskhan semakin  minta saya menggambar hewan lainnya: bebek, gajah, kambing.

Saat ayahnya pulang, Adskhan meminta menggambar gajah. Dia memamerkan hasil karya bundanya. Ternyata gajah ayah lebih mirip aslinya dari pada gajah buatan Bunda.. wkwkwkkk

Gajah buatan Ayah


Besoknya, agenda bermain Adskhan adalah  'feeding animal' setelah memberi makan bebek,  ayam, kucing dan kambing, Adskhan mengambil alat tulis di rak buku, meminta saya menggambar lagi.

Menggambar bebek makan, gajah makan, kambing makan, bebek minum, gajah minum, kambing minum, ikan, bola dan semua kosa kata benda yang dia ketahui.

Saya mencoba hal baru, menuntun dia menggambar bebek dan ikan. Dia pun mengikuti dan senang sekali melihat hasil karya dia.
Adskhan mengambil spidol dan menggambar sendiri, gajah, bebeh (bebek), ayah (ayam), ikah (ikan) celoteh dia.
Aih Bundanya berbunga2..hehe

Wait, ternyata Adskhan tidak puas dengan buku  yang saya sediakan. Dia mulai menggambar di lantai, oke fine masih bisa dipel. 
Eits, tempatnya pindah lagi ke dinding.
Huaaa jangan Nak, ini rumah orang (nasib kontraktor). Tapi tak apalah kan bisa dicat lagi.
Lanjutkan saja Nak!


Esok harinya Adskhan semakin asyik mencorat-coret hingga menggambari baju ayahnya (padahal lagi dipake ayahnya), tangan bundanya, sprei, bantal, meja semuanya kena sentuhan hasil tangannya.
Syukurlah ternyata spidol yang dia gunakan spidol yg bisa hilang saat dicuci. 


Lalu apa hubungannya dengan materi kelas Bunsay?

Materi tersebut seolah mengingatkan  saya kembali tentang pentingnya menghargai kreativitas anak.

Menjadi suplemen apa yang sedang saya hadapi, bahwa...

Anak itu sudah terlahir kreatif, sebagai orang tua harusnya bisa menggali dan mengoptimalkan fitrahnya.
Menemaninya tumbuh dengan kreativitasnya.

Hasil karya Adskhan di dinding kamar


Hal  yang saya pelajari di kelas Bunda Sayang tentang cara berpikir kreatif 





1. Mengubah fokus dan sudut pandang kita
Dalam mendampingi anak-anak kita perlu memiliki berbagai sudut pandang kreatif ketika melihat sebuah aksi anak-anak.




2. Don't Assume
Asumsi kita kadang berbeda jauh dengan asumsi anak-anak. Maka jangan buru-buru membuat pernyataan tapi perbanyaklah pertanyaan agar anak-anak bisa menyampaikan idenya secara clear dan tugas kita hanyalah mengklarifikasinya saja.





3. Out of The Box
Jangan batasi pemikiran anak-anak dengan pemikiran dan pengamalan kita saja. Biarkan dia berpikir berbeda dengan hal-hal yang kita alami.

Ketiga hal tersebut menjadi catatan penting bagi saya. Kadang kala saya memandang apa yang Adskhan lakukan dari kacamata orang dewasa sebagai hal yang merepotkan, memikirkan aman tidaknya, sehingga sesekali mengalihkan antusiasme dia saat mempelajari sesuatu dengan hal yang saya kira lebih aman untuk dia lakukan.
Padahal rasa penasaranlah yang menjadi bahan bakar dia untuk terus berkreasi.

Catatan lain dari diskusi di kelas adalah mengenai proses kreativitas.


Proses Kreativitas- Evolusi : ide baru dibangkitkan dari ide sebelumnya
- Sintesis : dua atau lebih ide yang ada digabungkan jadi  satu ide baru lagi
- Revolusi  : Benar-benar membuat perubahan  baru dengan pola yang belum pernah ada.
Alhamdulillah sepertinya kami sedang berproses untuk kreatif. Proses Evolusi dan Sintesis.
Seperti ide memultifungsikan rak buku sebagai kursi juga dan puzzle playmate sebagai hiasan dinding plus sarana belajar angka.

Kreasi di rumah kami


Secara tidak disadari, peran saya sebagai ibu menuntut untuk selalu kreatif. Seperti memikirkan menu sebulan dengan bahan masakan yang sama tetapi menunya harus berbeda, merencanakan agenda bermain Adskhan setiap hari dengan mengoptimalkan benda yang ada mengoptimalkan anggaran bulanan agar sesuai dengan rencana pengeluaran.

Namun, kadang rasa malas, keberlimpahan, cepat bosan, kurang percaya diri membuat saya jadi kurang kreatif.

Materi kali ini mengingatkan saya  kembali untuk terus berinovasi  dan menjadi ibu yang kreatif

 Terima kasih fasilitator dan teman-teman peserta kelas Bunsay batch #1 Tangerang untuk materi, pencerahan dan diskusi serunya..
Materi kali ini sangat segar dan interaktif. Sesuai dengan temanya, kreatif!

Mohon maaf saat menerima materi ini saya terlambat masuk kelas setengah jam.

Pagi itu saya menemani Adskhan menuntaskan rasa penasarannya dengan kubangan air hujan di halaman rumah.

'Keruh, kotor, banyak sumber penyakit.' selintas pikiran saya saat itu, namun mungkin yang dipikirkan Adskhan adalah 'menantang, menyenangkan, seperti kolam, cipratannya airnya membuat sensasi bahagia saat menginjaknya berulang-ulang' dan sayapun berusaha mengubah sudut pandang saya seperti Adskhan.

Menemaninya bermain, berdamai dengan baju kotor dan penyakit-penyakit yang mungkin nempel setelahnya. Tenanglah, ada detergen, ada sabun, dan ada Allah yang menjaga kami. 

#ThinkCreative
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#gamelevel9



Tinta spidol di tangannya Adskhan



Sumber :
📚 Sumber Bacaan/sumber inspirasi:
1. EBook  Kreativitas karya Kresna Aditya

2. Diskusi kelas kreativitas bunda sayang Ibu Profesional, bersama fasilitator Anis, 2017

3. Hasil perenungan tentang pola kreativitas di dalam keluarga Budiman 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi