Fitrah Seksualitas -9





PERAN PENTING KEHARMONISAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK


TUGAS PRESENTASI GAME LEVEL 11


Disusun oleh:
Kelompok 9
Nuraviana Khuriyah
Selviana Ika Prattywi
Wahanten


Kelas Bunda Sayang
Institut Ibu Profesional (IIP)

BAB I
LATAR BELAKANG

1.1.Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, kami melihat bahwa tantangan yang dihadapi para orang tua dalam pengasuhan kepada anak-anak mereka sangatlah banyak dan beragam. Mulai dari kenakalan remaja seperti merokok, tawuran, balap liar, bahkan sampai narkoba. Tidak berhenti sampai disitu saja, tantangan lain pun dari sisi eksternal juga sangatlah mengancam, seperti propaganda pornografi dalam berbagai media, seks bebas, bahkan sampai perilaku penyimpangan seksual seperti homoseksual dan transgender. Sebenarnya apa sih, yang membuat anak-anak itu, yang dulu ketika dilahirkan mereka begitu suci dan bersih, namun kini ketika dewasa mereka menjadi rusak? Pernahkah terlintas dalam pikiran mereka sedari bayi, bahwa ketika mereka dewasa akan menjadi pengguna narkoba? Atau pelaku seks bebas? Atau bahkan pelaku penyimpangan seksual? Tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benak mereka! Karena kami yakin, bahwa tidak pernah ada cacat produksi dalam semua ciptaan Allah. Kalau terjadi kecacatan di kemudian hari, pastilah ada andil yang besar dari lingkungan terdekat si anak, dalam hal ini adalah orang tua.
Beberapa masalah yang kami pikir menjadi alasan terbesar munculnya tantangan-tantangan pada saat ini kepada anak-anak kita, adalah:
  1. Angka perceraian di Indonesia yang semakin tahun, semakin meningkat. Hal ini terlihat dari kenaikan sekitar 16-20 persen angka perceraian di Indonesia menurut data statistik tahun 2009-2016.
  2. Peningkatan jumlah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia yang sebagian besar dialami oleh pihak perempuan.
  3. Ketidakjelasan antara peran suami dan istri dalam kehidupan berumah tangga. Sehingga dalam beberapa kasus terjadi ketimpangan seperti suami yang seharusnya berkewajiban mencari nafkah, tetapi malah menyerahkan urusan itu kepada isteri, sedangkan suami berpangku tangan di rumah.
Dengan demikian, dalam presentasi kali ini kami ingin mencoba menunjukkan keterkaitan antara keharmonisan orang tua dalam perkembangan fitrah seksualitas anak. Asumsi kami adalah, orang tua yang harmonis dalam kehidupan berumah tangga, pasti akan bisa menjalankan peran keayahan dan keibuannya dengan proporsional, profesional, dan optimal. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada perkembangan anak-anak mereka, salah satunya adalah perkembangan fitrah seksualitas anak.

BAB II
KELUARGA HARMONIS DALAM PANDANGAN ISLAM

2.1. Pengertian Keluarga Harmonis
Harmonis merupakan kata indah yang didambakan setiap pasangan suami istri. Ini adalah modal besar bagi keberhasilan pendidikan anak-anak. Dengan kodrat penciptaan yang berbeda, pasti perlu perjuangan untuk menyatukannya dalam harmoni. Suami dan istri bisa berasal dari suku atau bangsa yang berbeda. Dengan karakter suku dan bangsa yang juga berbeda, serta masa kecil pengasuhan yang berbeda pula, pasti perlu kesabaran untuk menyatukannya dalam harmoni.
Mengenai batasan keluarga harmonis dalam pandangan Islam, kami mengambil dua ayat dari Al-Quran, yaitu pada surat Al-Furqon ayat 74, surat An-Nisaa ayat 19 dan 34. Adapun arti dari ketiga ayat tersebut adalah:
QS. An-Nisaa ayat 19:
“Dan bergaulah kepada mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
QS. An-Nisaa ayat 34:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika seuaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”
QS. Al-Furqon ayat 74:
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
QS. Ar-Ruum ayat 21:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

2.2. Dampak Keharmonisan Rumah Tangga
Berdasarkan pengertian di atas, maka beberapa hal berikut ini akan dapat dicapai apabila kita memiliki rumah tangga yang harmonis, yaitu:
  1. Kebahagiaan pasangan suami istri dapat meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
  2. Pengasuhan yang baik dan benar, sehingga menciptakan anak-anak yang soleh dan solehah.
  3. Rizki yang mudah.
  4. Berperan aktif dalam masyarakat.
  5. Tubuh yang lebih sehat, karena terhindar dari depresi.

2.3. Hal-hal Yang Merusak Keharmonisan dalam Rumah Tangga
Menjaga keharmonisan dalam rumah tangga harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Namun, kenyataannya banyak sekali permasalahan rumah tangga yang datang silih berganti. Mulai dari masalah kecil sampai masalah besar yang dapat memicu pertengkaran. Akibatnya, banyak pasangan suami istri yang stres dan lebih memilih berpisah karena sudah tak mampu lagi mempertahankan rumah tangga. Perpisahan bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga. Karena meskipun hal tersebut dibolehkan oleh Allah, tetapi hal itu juga sangat dibenci oleh Allah. Bahkan di sisi lain, anak-anak bisa menjadi korban karena keputusan tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat merusak keharmonisan keluarga:
1. Tidak mengutamakan satu sama lain
2. Komunikasi yang Lemah
3.Membuat batasan antara keluarga dan teman
4.Enggan berkata maaf
5.Tidak memperlihatkanì rasa syukur
6.Membesar-besarkan rasa cemburu
7. Menyimpan rahasia
8.Sering melupakan kebutuhan seks
9. Suka membesar-besarkan masalah kecil


2.4.Cara Menjaga Keharmonisan Keluarga
Setiap pasangan yang menikah, tentu mengharapkan kehidupan rumah tangganya bisa menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Tidak hanya itu, bahkan kita pun mengharapkan bukan hanya menjadi pasangan di dunia, tetapi juga di akhirat. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu ada hal-hal yang harus kita lakukan bersama dengan pasangan, yaitu:
1. Saling Memahami
Tidak bisa memahami satu sama lain adalah penyebab pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga. Untuk itu, saling memahami memahami dan mendukung satu sama lain menjadi cara terbaik menjaga keharmonisan dalam rumah tangga anda. Tugas utama suami adalah mencari nafkah, sedangkan istri bertugas mengurus anak dan rumah.
2. Saling Menghargai
Saling menghargai adalah elemen penting untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Pada dasarnya baik suami maupun istri memiliki sifat dan karakter berbeda. Diperlukan kekompakan untuk dapat menyatukan perbedaan tersebut. Bentuk penghargaan istri terhadap suami adalah bersikap sopan dan menghormatinya dimanapun berada. Jangan menceritakan hal buruk tentang suami kepada keluarga, teman, maupun tetangga. Sementara sebagai suami, jangan memaksakan kehendak anda dan hargailah pendapat dan keinginan istri.
3. Saling Percaya
Saling percaya antara kedua belah pihak adalah kunci meraih keharmonisan rumah tangga. Jangan biarkan pikiran dan hati saling menaruh curiga satu sama lain. Karena jika suatu hubungan tidak dilandasi kepercayaan, maka tidak akan bertahan lama. Memang tidak mudah untuk membangun kepercayaan. Namun, jika anda berfikir positif tentang pasangan anda, tentu pikiran-pikiran buruk yang menyebabkan rasa curiga akan sirna seketika.
4. Saling Memaafkan
Konflik memang menjadi bumbu kurang sedap dalam kehidupan berumah tangga. Kesalahan kecil yang dilakukan pasangan menjadi bahan untuk memulai pertengkaran. Hal ini terjadi karena belum adanya kesadaran untuk saling memaafkan. Kondisi ini sering menyebabkan masalah yang sebenarnya bisa anda diselesaikan dengan jalan musyawarah. Namun, malah menjadi sebuah pertengkaran besar yang harusnya tidak terjadi. Oleh sebab itu, berusahalah untuk memaafkan kesalahan pasangan anda. Apalagi jika pasangan anda secara terang-terangan meminta maaf.


5. Menjaga Komunikasi dengan Baik
Komunikasi yang baik adalah hal terpenting untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga anda. Apalagi sekarang dengan adanya telepon genggam, komunikasi terasa lebih mudah. Untuk itu, jika komunikasi anda dengan pasangan belum baik, perbaikilah segera.
6. Menjaga perasaan
Untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, anda berdua harus saling menjaga perasaan masing-masing. Jangan mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaan pasangan anda. Karena hal tersebut dapat memancing pertengkaran. Selain itu, jangan pernah menceritakan aib keluarga kepada siapapun.
7. Terbuka dan terus terang
Salah satu alasan terciptanya rumah tangga harmonis adalah tidak ada rahasia. Oleh sebab itu, berusahalah untuk tidak menutupi apapun dari pasangan anda. Jika anda memiliki masalah, sampaikanlah pada pasangan anda. Selain bisa memecahkan masalah bersama, pasangan anda merasa dibutuhkan dan diakui keberadaannya.
8. Saling mengingatkan
Keberhasilan dalam mempertahankan rumah tangga tidak akan terwujud jika kedua belah pihak saling menyalahkan. Permasalahan kecil sekalipun tidak akan selesai jika bersikap demikian. Oleh karena itu, lebih baik jika anda berdua dapat saling mengingatkan dalam hal apapun. Kekompakan dalam mendengar nasehat dan saling mengingatkan untuk kebaikan masing-masing tentu dapat menjaga rumah tangga anda tetap harmonis.
9. Memperbaiki Ekonomi Keluarga
Keuangan adalah hal penting untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Banyak pasangan suami istri yang bertengkar hanya karena masalah keuangan. Hal ini tentu menjadi sebuah dilema yang harus ada penyelesaiannya. Pengeluaran sehari-hari, kredit motor, angsuran rumah dan biaya sekolah anak adalah pengeluaran bulanan yang cukup besar. Belum lagi jika ada anggota keluarga yang sakit atau menghadiri undangan pernikahan, tentu dibutuhkan biaya tambahan. Terkadang gaji suami tidak mencukupi untuk keperluan tersebut. Oleh karena itu, hutang menjadi pilihan untuk menyelesaikan masalah. Semakin banyaknya kebutuhan, maka hutang kian menumpuk. Ujung-ujungnya anda dan pasangan saling menyalahkan. Untuk itu, ada baiknya mendiskusikan masalah ini dengan pasangan anda. Jika suami sudah tidak mampu mencari uang tambahan karena kesibukannya dikantor. Anda sebagai istri bisa membantu suami dengan bekerja atau membuka peluang usaha sendiri. Ketika perekonomian keluarga membaik, kemungkinan besar situasi keluarga anda menjadi lebih harmonis
10. Menjaga Kualitas Hubungan di Ranjang
Bagaimanapun juga, rutinitas hubungan di ranjang adalah cara terbaik untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini wajar karena hubungan badan memang  kebutuhan biologis manusia. Oleh karena itu, jika kualitas hubungan di ranjang menurun, segeralah untuk memperbaikinya. Hubungan di ranjang penting untuk menjaga keintiman bersama pasangan anda. Namun, bukan berarti anda harus melakukannya setiap hari.
11. Hindari KDRT
Pertengkaran dalam rumah tangga memang tidak bisa dihindarkan. Namun anda harus mengontrolnya agar tidak semakin runyam. Apalagi jika anda sampai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Tentu hal ini akan menyakiti fisik dan mental pasangan. Banyak cara untuk menghindari KDRT salah satunya dengan menenangkan diri anda. Jangan biarkan emosi anda meledak meskipun terjadi pertengkaran yang hebat. Anda dapat pergi sebentar menenangkan diri. Mengajak anak jalan-jalan memutari komplek bisa menjadi cara untuk menenangkan diri. Setelah pikiran anda tenang, segera perbaiki hubungan dengan membicarakan permasalahan tadi kepada pasangan anda. Akan lebih baik jika anda meminta maaf terlebih dahulu untuk mencairkan suasana.
12. Meluangkan Waktu Bersama
Tips keharmonisan rumah tangga selanjutnya adalah meluangkan waktu bersama keluarga. Sesibuk apapun anda di kantor, keluarga adalah prioritas yang perlu anda kedepankan. Anda bisa memaksimalkan hari libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Buatlah kegiatan yang menyenangkan di rumah.
13. Merencanakan Liburan Bersama
Rutinitas sehari-hari suami dalam bekerja pasti cukup melelahkan. Begitu juga istri yang sibuk dalam mengurus anak dan tugas-tugas rumah. Oleh sebab itu, berliburlah bersama agar tercipta keharmonisan dalam keluarga. Rencanakan liburan dengan matang dan sesuaikan dengan bujet anda.
14. Berusaha Menyenangkan Pasangan
Setelah memutuskan menikah, seseorang akan memiliki kehidupan sendiri bersama pasangannya. Begitu juga dengan anda, setelah menjalani kehidupan berdua dengan pasangan, jangan anda menyia-nyiakan dan menyakiti hatinya. Dia rela berpisah dengan orang tuanya demi anda. Berusahalah untuk menyenangkan pasangan anda guna menjaga keharmonisan rumah tangga.
15. Bersyukur
Rahasia keharmonisan dalam rumah tangga adalah dengan mensyukuri karunia Tuhan yang telah memberikan jodoh sebaik pasangan anda.
BAB III
HUBUNGAN KEHARMONISAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK

3.1. Pengertian Fitrah Seksualitas
Secara bahasa, fitrah berarti sifat asli dan bakat; sedangkan seksualitas berarti emosi, cinta, ekspresi, perspektif, dan orientasi atas tubuh yang lain, yang bersifat instingtif, instrinsik, dan fitrah. Dengan demikian, fitrah seksualitas berarti, sesuatu yang dimiliki sejak awal kehidupan seseorang (sifat asli/bakat) yang berupa emosi, cinta, ekspresi, perspektif, dan orientasi atas tubuh yang lain. Seorang yang terlahir laki-laki akan berpikir, berekspresi, merasa, bersikap sebagaimana fitrahnya sebagai laki-laki. Demikian juga perempuan akan berpikir, merasa, dan bersikap sebagaimana sifat asli dan bakatnya sebagai perempuan.
Seperti kita ketahui, pada dasarnya setiap manusia telah dilengkapi fitrah seksualitas yang pastinya lurus dan benar, oleh Sang Pencipta. Namun, fitrah yang masih berupa potensi ini perlu dibangkitkan dengan proses yang benar sesuai tahapan perkembangannya, dan dengan dukungan lingkungan yang memadai. Tanpa proses dan dukungan lingkungan yang memadai, seksualitas bisa melenceng dari fitrahnya, yang berakibat muncul masalah-masalah.

3.2. Tantangan Saat Ini yang Berkaitan dengan Fitrah Seksualitas
1. Ketidak jelasan peran suami istri dalam rumah tangga
Hal ini bisa terjadi karena minimnya pemahaman dan pendidikan tentang peran laki-laki dan perempuan yang diharapkan kelak ketika dewasa. Pendidikan ini sebaiknya dimulai sejak usia awal dan menjadi intens pada usia 7 tahun.
2. Ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarga.
Ayah atau suami diharapkan hadir sepenuhnya, baik sebagai pencari nafkah, pemimpin keluarga, dan penyedia kebutuhan keluarga, baik materi, emosi, spiritual. Ayah juga diharapkan sebagai pelindung, pendidik, dan pemberi motivasi. Namun, tantangan saat ini, adalah menghadirkam sosok ayah sepenuhnya dalam keluarga. Minimal seorang ayah pun tidak hanya sebagi pencari nafkah bagi keluarga, tetapi juga memiliki  hubungan dan komunikasi yang intens dan berkualitas dengan istri dan anak-anak. Ada juga ayah dan suami yang ada tiada dalam keluarga. Ayah hanya sebagai pencari nafkah, tidak mau terlibat dalam pendidikan anak, pekerjaan rumah tangga, dan hal-hal yang terkait dalam keluarga. Dan ada pula Ayah atau suami yang tidak berperan sama sekali, bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, sebaliknya mengandalkan istri untuk bekerja. Bahkan ada Ayah atau suami yang rentan melakukan KDRT. Padahal peran seorang ayah yang kelak juga berkontribusi pada tumbuhnya fitrah seksualitas yang utuh bagi anak-anak nya. Tapi bagaimana bisa mengharapkan anak menghadapi berbagai tantangan zaman, terutama  berkaitan dengan fitrah seksualitas nya, jika sosok ayah tidak hadir dan berperan dalam kehidupan mereka.
3. Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Perceraian
KDRT maupun perceraian terjadi dipicu  banyak faktor. Bisa karena hubungan yang tidak harmonis, tidak adanya tanggung jawab, masalah ekonomi, dan adanya pihak ketiga. Ketika terjadi KDRT atau bahkan perceraian, maka akan berdampak pada perkembangan anak-anak. Tahapan pendidikan fitrah seksualitas akan menemui gangguan dan berdampak pada melencengnya fitrah seksualitas anak.

3.3. Perbedaan Cara Mendidik Anak Laki-laki dan Perempuan
1. Aurat
Aurat laki-laki dan perempuan berbeda. Maka sampaikan cara menutup aurat yang baik bagi anak laki-laki dan perempuan sesuai tuntunan yang ada dalam Al Qur'an.
2. Masa baligh
Laki-laki mencapai baligh dengan mimpi basah dan perempuan dengan munculnya menstruasi. Penting sekalo kehadiran ayah memberi pendidikan untuk anak laki-laki tentang menghadapi masa Balighnya. Begitu juga kehadiran Ibu mendampingi anak perempuan menghadapi awal masa balighnya.
3. Pengenalan dan pemahaman peran seksualitasnya
    Pada rentang usia 7 sampai 10 tahun, anak laki-laki didekatkan dengan ayah, sedangkan anak perempuan dengan ibu. Tujuannya agar anak-anak dapat mencontoh dan meneladani bagaimana berperan dan bertingkah laku sebagai laki-laki dan sebagai perempuan.
    Pada rentang usia 11 sampai 14 tahun, anak laki-laki didekatkan dengan ibunya, sedangkan anak perempuan didekatkan dengan ayahnya. Tujuannya adalah agar anak laki-laki dapat belajar bagaimana seharusnya bersikap terhadap perempuan dan memahami perasaan perempuan melalui interaksinya dengan ibu. Sehingga kelak dia dapat menjadi suami yang kelak memahami istrinya. Sebaliknya, anak perempuan mendapatkan sosok pelindung dari kehadiran ayahnya. Sehingga kelak dia tidak mudah jatuh ke dalam pergaulan dengan laki-laki (berpacaran) dan dapat menjaga dirinya hingga menemukan pasangan untuk menikah.


3.4. Peran Penting Keharmonisan Ortu dalam Perkembangan Fitrah Seksualitas Anak
Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, keharmonisan hubungan pasangan suami istri dalam menjadi orangtua sangat penting untuk mendukung perkembangan fitrah seksualitas yang utuh pada anak. Orangtua yang harmonis menghadirkan sosok model yang akan membantu anak menemukan peran sesuai gendernya. Maka solusi bagi orangtua dalam rangka membina keluarga harmonis adalah:
1. Tazkiyatun nafs, yaitu membersihkan diri kita dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Karena bisa jadi, banyak masalah datang di sekitar kita karena kita sudah terlalu jauh dari hal-hal yang disyariatkan Allah SWT.
2. Pendidikan pra nikah yang memadai, bagi calon pasangan yang akan menikah. Agar mereka diberi pemahamam tentang fungsi dan tujuan sebuah keluarga, pentingnya peran ayah yang tidak hanya sebatas pemberi kebutuhan pokok keluarga, juga cara memiliki keturunan yang bisa menjadi qurrota a'yun bagi orangtua.
3. Pendidikan menjadi orang tua atau parenting bagi yang sudah menikah. Hal ini sangat penting diikuti oleh para orang tua, mengingat zaman yang akan dihidupi oleh anak-anak kita akan terus berkembang. Dengan demikian, cara kita sebagai orang tua dalam mengasuh dan mendidik mereka pun tentunya perlu di-update dan di-upgrade.  
4. Penerapan cara mendidik anak yang sesuai dengan gendernya, sehingga dengan hal tersebut, kita akan bisa mendidik mereka sesuai dengan fitrah yang Allah berikan kepada mereka. Tentu, hal ini sangat mendukung dalam perkembangan fitrah seksualitasnya secara benar dan jelas.
BAB IV
PENUTUP

    Jika kita dianugerahi keturunan, maka anak-anak adalah roda-roda kecil yang harus berputar. Tetapi perputarannya tergantung pada perputaran dua roda penting, yaitu ayah dan ibu. Jika dua roda penting itu berputar keduanya dengan baik, maka roda-roda anak akan berputar sebaik putaran kedua roda utama. Jika ada salah satu yang bermasalah, pasti akan mempengaruhi kecepatan perputaran roda-roda kecil, apalagi jika berhenti kedua rodanya.
    Ada satu lagi yang harus diketahui bahwa dari dua roda itu, ada roda yang paling utama, yaitu roda ayah. Jika roda ini berputar baik, maka akan sangat mudah memutar roda istri atau ibu, juga roda anak-anak. Tetapi tentu jangan berkecil hati, jika yang berputar hanya roda istri, memang lebih berat tugasnya, tetapi teruslah bersabar. Semoga Allah berikan solusi atau setidaknya, ada pergerakan pada roda-roda lain, meskipun hanya sedikit.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

    Akademi Keluarga Parenting Nabawiyah: Harmonisasi Suami Istri oleh Ustadz Elvin Sasmita.
    Madrasah Ayah Ibu AQL Center: Kokoh Keluarga Indonesia oleh Ustadz Bachtiar Nasir.
    Madrasah Ayah Ibu AQL Center: Manajemen Konflik Pasutri oleh Ustadz Bendri Jaisyurrahman.
    Madrasah Ayah Ibu AQL Center: Mengenal Pasangan Lebih Mendalam oleh Leni Sintorini, S.Psi.
Buku: Fitrah Based Education oleh Harry Santosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi