Aku, Petang dan Hujan

Hari masih sedikit terang.. Hujan rintik membasahi  jalanan yang aku lewati.. Angin dingin berhembus menggoyangkan payungku yang tak kokoh aku pegang, air hujan membasahi sebagian pakaian dan tas hijauku. Namun aku tak dapat merasakan semua itu, sebuah pesan singkatnya telah mengaburkan semua. Ada sebuah asa yang membuncah, sepertinya my dream comes true… Subhanallah.. Semoga benar-benar nyata, walau ada kecemasan yang menggelayutiku.. 

Hampir dua bulan berlalu..
Petang itu, dengan gontai kususuri  jalan diiringi rintik hujan. Cahaya lampu mulai menerangi  jalan, pedagang makanan telah ramai dikunjungi pelanggannya.. Hujannya rintik, tapi ada yang deras berjatuhan di pipiku. Mimpiku terasa  jauh lagi. Dalam kebingungannya ada sebuah kabar yang disampaikan, yang tak sesuai dengan rencana awal.. Takut, ini akan menjadi awal dari berakhirnya mimpi-mimpi panjang.. tapi masih ada sebuah sinar harapan. Sinar itu tak lebih terang dari lampu temaram pedagang bajigur keliling yang kutemui waktu itu…

Di petang yang berbeda seminggu kemudian, masih menyelusuri jalan yang sama.. Masih dengan hujan rintik-rintik. Di bawah payungku, kusembunyikan segala rasa gelisahku. Sepertinya keputusan sudah dibuatnya, dan tampaknya tak sesuai dengan harapan semula.. Hujan semakin deras, hujan di pipiku juga, membanjiri dadaku.. sesak!

Sehari kemudian, tetap petang… dan aku masih menyelusuri jalan yang sama.. tak ada hujan, tak ada payung, tak ada sinar, tak ada pedagang, tak ada dagangan, tak ada pembeli, tak ada mobil, tak ada motor, tak ada jalan! Yang ada hanya aku dan ketidakberdayaanku! Semuanya berakhir..

Di beberapa petang, dalam kurun waktu dua bulan… masih hanya aku dan kesedihanku..

Dan petang ini… Lihatlah, bulan mulai tersenyum.. bintang-bintang pun berkelip genit ke arahku.. Jalan yang terbentang dihadapanku  begitu lapang. Mobil dan motor  mempersilahkanku berjalan sebelum mereka melaju.. Pedagang-pedagang terlihat begitu ramah, langganan mereka pun mempersilahkan aku menempati antriannya..
Subhanallah, dunia begitu indah.. aku tersenyum, ceria, ringan dan terbang… karena DIA tak pernah meninggalkanku..

Cikajang-Sukanagara-Indramayu-Rengasdengklok,
 Desember 2010-April 2011

Komentar

Anonim mengatakan…
semua terasa indah, lapang.. apabila kita juga lapang menerima segala torehan warnaNya dalam hidup kita.. ^^

salamkenal :)
Nani Nuhasanah mengatakan…
yup... Allah sedang merangkaikan jalan kemuliaan yang indah untuk kita.

Salam kenal juga..hehe

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

Andragogi dan Fasilitasi

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu