Anak dan Mesjid (2)

Beberapa tahun yang lalu, bertemu seorang Bapak yang luar biasa -- seorang CEO di perusahan keren -- setiap Ramadhan  mengadakan pesantren kilat untuk anak-anak di mesjid rumahnya dengan tujuan  mendekatkan anak-anak ke mesjid.

 Beliau berkisah, bagaimana para penghuni komplek mewah tersebut 'melarang' anak-anak kecil dibawa ke mesjid karena dianggap mengganggu.
Saya waktu itu diajak oleh teman untuk menjadi panitia teknis. Hanya kami bertiga beserta anak-anak beliau yang sudah remaja.

Walau hanya beberapa hari selama bulan Ramadhan. Mesjid di komplek rumahnya ramai dengan suara riang anak-anak yang mengikuti pesantren kilat :)
Ikhtiar beliau mendekatkan anak-anak ke mesjid.
Karena suatu hari nanti, Bapak-bapak pengurus mesjid dan imamnya akan menua dan membutuhkan penerus yang memakmurkan mesjid. 
Bagaimana anak-anak akan mencintai mesjid, jika sejak kecil saja dilarang.

Saya semakin menyadari pentingnya mendekatkan anak ke mesjid setelah menjadi ibu. Bagi kami membiasakan Adskhan ikut ayahnya ke mesjid adalah ikhtiar kami untuk menjaga fitrah keimanannya.

Walaupun begitu, kami menyadari bahwa tak semua orang tua nyaman dengan ada anak kecil di mesjid dan tak semua anak akan tertib saat di mesjid.

Sampai saat ini, saya dan suami mencoba merumuskan tahapan-tahapan mengajak Adskhan ke mesjid.

1.  Mengajak Adskhan ke mesjid pada saat solat dzuhur atau ashar, saat jamaah solat tak terlalu ramai. Untuk tahapan sekarang baru sesekali saat weekend diajak ayahnya solat ke mesjid. Kami observasi bagaimana Adskhan di sana. 
Beberapa kali diajak, Adskhan malah asyik bermain dengan kakak-kakak berusia 5 tahun dan membuat suara gaduh. Atau Adskhan tetiba menghilang karena berjalan keluar mesjid.

2. Jika Adskhan sudah berhasil tertib pada saat sepi, akan bertahap mengajaknya saat solat yang lebih banyak jamaahnya. Kapan? Kami belum tahu, sampai saat ini Adskhan masih menganggap mesjid tempat yang menyenangkan untuk berlari.

3. Mengobservasi mesjid terdekat dan melihat respon orang tua saat ada anak yang dibawa ke mesjid.
Semoga semakin banyak mesjid ramah anak. Mesjid yang ada pelataran bermain untuk anak. Atau orang dewasanya bijak dalam berespon terhadap anak yang belum tertib.

4. Mengenalkan adab-adab di mesjid jika usia Adskhan sudah tepat, mungkin 4 - 7 tahunan.

Sebenarnya kami berharap bisa mengajak Adskhan ke mesjid dalam setiap waktu solat, tetapi sepertinya saat ini belum memungkinkan.
Walau demikian, pembiasaan Adskhan 'ngeh' dengan kewajiban solat sudah kami tanamkan.
- Saat Adzan, memberi tahunya waktu solat dan mengajaknya berwudhu. 
- Menyiapkan sajadah khusus untuknya.
- Solat di dekatnya
- berdoa dengan memangkunya setelah solat

Satu hal yang membuat saya berkaca-kaca, sejak usia 1 tahun tanpa diajari, Adskhan sudah bisa merespon jika saya atau ayahnya solat. Dia akan ikut solat, mengangkat tangannya seolah takbiratul ihrom dan mengucapkan takbir versinya 'Aaa-baaa' lalu dia menirukan gerakan sujud. Dan setelah selesai 'solat' dia akan mengangkat tangan seolah berdoa.
Adskhan melakukannya tanpa diajari, dia hanya mengamati, merekam dan melaksanakannya.

Setahap demi setahap. Semoga Adskhan bisa menjadi anak pemakmur mesjid..







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi