Aliran Rasa Melatih Kemandirian Anak

"Ayah... Bunda ada tugas membuat aliran rasa tantangan 10 hari kemandirian anak. Tapi belum buat, pengen merefleksikannya dulu sama ayah. Membuatnya bersama-sama." Kata saya sambil menikmati jalan sepulang dari Tandon Ciater. Kami menikmati sore itu dengan boncengan sepeda ke Tandon Ciater.



"Apa yang Ayah rasakan selama toilet training Adskhan kemarin?" lanjut saya

"Adskhan merespon dengan apa yang kita biasakan. Dia belajar cepat" Jawab suami sambil terus mengayuh sepeda. Tangan kanan saya melingkar di pinggangnya, tangan kiri memeluk Adskhan yang sudah terlelap kecapean bermain.

"Adskhan tahu kalau kita ingin dia pipis dan ee' di kamar mandi. Dia mulai terbiasa kalau mau pipis jalan ke kamar mandi. Tapi kadang kitanya gak ngeh" lanjutnya

"Iya" jawab saya

"Terus apa yang ayah rasakan? Ayah yang menjadi partner Bunda dalam membiasakan toilet training Adskhan" Tanya saya berikutnya

"Hmmm, apa ya. Bunda yang banyak berperan. Ayah mah gak terlalu" jawabnya

"Ayah berperan juga, Ayah sampai berencana membuat kursi closet jongkok biar Adskhan ee'nya di closet. Ayah sering sharing artikel tentang toilet training" 

"Hmm, kita harus lebih siap. Ayah masih belum merealisasikan bikin closet itu. Kita harus lebih telaten dan sabar" jawabnya

"Iya betul, Ayah senang melihat perkembangan Adskhan? Ayah merasa bermanfaat dg materi kemandirian anak dan tantangannya?"

"Senang, melihat anak kita tumbuh dan belajar cepat. Materinya bermanfaat. Kita jadi banyak belajar" jawabnya.

"Jadi, kalau kita mau bikin tips tentang toilet training apa aja ya poin-poinnya?"

"Apa aja ya? Oh iya. 
Pertama orang dewasa dan anak harus happy, 
kedua jika lelah gak apa-apa break sebentar dari pada stres dan berpengaruh ke anak.
Selanjutnya harus apresiasi setiap capaian anak. Apalagi ya.. Bentar masih belum lengkap nih" kata suami sambil berpikir

"Ini Yah, siapkan perlengkapan yang mendukung. Kaya kita beli kanebo dan lap pel khusus buat pipis Adskhan. Itu penting juga." Tambah saya

"Iya, bener banget. Oh iya. Kelola ekspektasi. Jangan menentukan indikator terlalu tinggi. Nikmati prosesnya. Kalau Adskhan pipis di celana saat main ya gak apa-apa. Jangan tiap jam Bunda ajak ke kamar mandi. Yang pasti kan kita udah tau siklusnya, seperti kalau setelah bangun tidur Adskhan pipisnya 5-7 menit kemudian. Biarkan Adskhan bermain dengan anteng, toh dia udah paham kalau pipis harus di kamar mandi dan sering jalan sendiri ke kamar mandi."

"Siap!" Jawab saya

Sepeda kamipun tetap melaju, hari sudah mulai senja. Dan perasaan bahagia membuncah memenuhi hati saya. Bahagia itu sederhana.


***



Tantangan kemandirian anak, membuat saya dan suami banyak belajar dan semakin bersungguh-sungguh dengan tahapan tumbuh kembang Adskhan.

Saya dan suami bersama-sama menonton video materi melatih kemandirian anak dari Bu Septi, dan sama-sama terhenyak ketika Bu Septi menyampaikan bahwa di usia satu tahun udah gak disebut bayi lagi dan sudah mulai bisa mandiri.

Saya dan suami kemudian mendiskusikan kemandirian apa saja yang akan mulai kami biasakan kepada Adskhan yang waktu itu berusia 1 tahun kurang beberapa hari. Suami sempat mengusulkan melatih kemandirian makan. Namun akhirnya kami menyepakati toilet training.

Prosesnya tak semudah dari rencana.. Bolak balik ganti celana Adskhan, ngepel, ngajak dia ke kamar mandi, mengondisikan dia supaya tidak terlalu lama di kamar mandi, harus nyuci celana pesing Adskhan setiap hari, cucian  baju Adskhan meningkat beberapa kali lipat, dan lain-lain ternyata melelahkan.

 Seminggu selama toilet training saya selalu tepar bada magrib, ketiduran saat ngelonin Adskhan. Untunglah suami paham. Kami pun mulai mengatur strategi untuk menyiasati urusan domestik.
Saya yang sering kekelahan tidak dituntut masak makan malam. Jika suami gak capek, dia yang akan memasak atau jika dia capek beli di luar.

Saat malam hari, kami pun bersepakat untuk bekerja sama saat Adskhan terbangun karena pipis. 
Di hari ke 14 kami sempat break tidak toilet training di malam hari. Karena saya kurang fit dan suami sering lembur, sama-sama butuh istirahat.
Peran dan keterlibatan suami benar-benar membuat proses toilet training Adskhan lebih mudah.

Progress Adskhan yang cepat membuat Toilet trainingnya terasa menyenangkan juga.
Di hari keenam, Adskhan sudah menunjukan responnya. Dia akan berjalan ke kamar mandi jika ingin pipis.

Hal lain yang membahagiakan juga adalah respon teman-teman yang membaca tulisan saya. Berbagi pengalaman, apresiasi bahkan ada yang terinspirasi untuk memulai toilet training anaknya dan meminta tips.

Berikut tips yang bisa kami berikan untuk orang tua yang akan memulai toilet training anaknya berdasarkan lesson learned toilet training Adskhan

1. Kesiapan orang tua
Ayah dan Bunda harus siap, karena akan butuh kesabaran dan ketelatenan. Walaupun yang paling banyak berperan Bundanya, tetapi Ayah jg mempunyai peran penting. Semisal memahami Bundanya yang kelelahan karena toilet training. Suami harus siap jika ada pekerjaan domestik yang terbengkalai atau waktu ekstra untuk membahagiakan istri agar tetap waras dan happy.

2. Briefing anak
Sampaikan bahwa mulai saat ini Ayah dan Bundanya akan membiasakan melatih BAK dan BABnya di kamar mandi, minta anak bekerja sama dengan memberi tahu kalau akan BAK/BAB

3. Siapkan perlengkapan
- kanebo/ lap pel untuk pipis
- stok celana kering
- pispot untuk BAB (jika dirasa perlu, kalau Adskhan tidak menggunakannya)

4. Mengobservasi siklus BAK dan BAB anak
Dengan mengetahui siklusnya, akan memudahkan orang tua mengajak anak ke kamar mandi. Terutama jika anak belum bisa mengkomunikasikan keinginannya.
Beberapa waktu umum anak pipis
- 3-7 menit setelah bangun tidur
- 7-10 menit setelah makan
Waktu lain
- setiap satu jam diajak ke kamar mandi (asal anak dan orang tuanya happy dan tidak melelahkan)
- sebelum tidur

5. Menjalani prosesnya dengan bahagia dan mengelola ekspektasi
Tahapan kemandirian anak berbeda-beda. Menjalani prosesnya tanpa terlalu ketat dengan target dan capaian. Jika orang tua lelah, boleh break 1-2 hari.

6. Mencatat setiap perkembangan, hal yang harus diperbaiki. Lakukan!
Hal ini akan memudahkan orang tua agar tidak mengulangi hal yang menjadi penghambat. 
Misalnya : 
Jika Adskhan BAK/BAB di kamar mandi dia akan teralihkan oleh barang-barang yang ada di sana, sehingga PR saya dan suami adalah merapihkan barang di kamar mandi agar tidak mengganggu konsentrasi Adskhan. Besoknya saya merapikan barang, dan Adskhan bisa toilet training dengan lancar. Lusanya kami lupa, dan memang benar Adskhan malah anteng main dan gak jd pipis.

7. Apresiasi
Memuji anak jika berhasil BAK/BAB di kamar mandi dan mengapreasiasi diri sendiri yang telaten mendampingi.
Walaupun masih bayi, ternyata Adskhan memahami apa yang kami sampaikan dan biasakan. Saya yakin begitupun dengan pujian, pelukan dan ciuman yang saya berikan jika dia berhasil toilet training.
"Wah anak Bunda sudah terbiasa pipis di kamar mandi. Alhamdulillah Adskhan makin pintar"
 Jika kebablasan biasanya saya sampaikan "tidak apa-apa Nak, udah gak tahan ya. Lain kali kasih tahu Bunda ya, supaya Bunda bisa membantu Adskhan."

Membersamai toilet training Adskhan, membersamai dia latihan berjalan. Semula yang harus dituntun jika ke kamar mandi karana berjalannya belum lancar hingga saat ini dia yang sudah bisa jalan sendiri ke kamar mandi.

Alhamdulillah.. Bersyukur bisa belajar dan menikmati tantangan 10 hari melatih kemandirian anak.

Terima kasih fasilitator yang membantu proses belajar saya, suami dan Adskhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Gempa

12 Teknik Memasak yang Perlu Diketahui Para Ibu

Andragogi dan Fasilitasi